Global Leadership : Belajar dari Sun Tzu
1.
Analisis diri. Pertahanan yang terbaik adalah tatkala
seseorang atau suatu lembaga melakukan analisis diri terhadap kelemahan dan
kelebihan organisasinya, kelebihan dan kekurangan teknologi pendukung fungsi
lembaganya, kelebihan dan kekurangan sumber daya manusia yang ada dilembaganya,
kelebihan dan kekuarangan budaya kerja didalam organisasinya dan kelebihan dan
kekurangan hubungan sosial orang-orang yang ada didalamnya.
2.
Pahami kenyataan
yang ada. Lingkungan fisik dan sosial budaya menampakan diri sebagai mana
adanya. Perubahan-perubahan selalu terjadi padanya. Perubahan-perubahan ini merupakan kenyataan yang harus difahami oleh
siapapun yang ada disebuah lembaga.
Kemana arah perubahan, apa yang berubah, dampak positif dan negatif
perubahan, cara mengatasinya , harus difahami
secara cerdas sebagai sebuah kenyataan yang cair . Kemampuan menganalisis dan mensintesis
kenyataan akan menentukan kualitas dari lembaga tersebut serta manusia-manusia
yang ada didalamnya.
3.
Pelajari cara
berperang. Perang tidak hanya secara
fisik, militeristik. Tetapi, dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Setiap
zaman membentuk model perang. Baik dalam
bentuk teknologi, strategi, psikologi, budaya,
model intelejen dll. Zaman modern
melahirkan kekayaan strategi
perang. Banyak hal wajib dipelajari untuk memperkaya kekayaan intelektual orang dan
lembaga untuk membuat lembaganya menjadi
yang terdepan dalam medan persaingan dan mengambil keuntungan dari
kemampuan memenangkan kompetisi.
4.
Harapkan hasil
terjelek. Banyak orang lebih senang
mengkhayalkan keberhasilan dari pada memikirkan hal terburuk. Padahal realitas
tak sama dengan khayalan. Sun Tzu
mengajarkan pikirkan hasil yang terjelek dulu, pikirkan kalau yang terjadi
justru yang pahit-pahit. Tujuannya agar
kita kritis terhadap penyebab kegagalan atau hal yang pahit-pahit. Sehingga, bisa diperkirakan langkah demi
langkah yang benar sehingga kegagalan dapat dihindari.
5.
Kerjakan secara
benar. Ketika semua langkah telah
dihitung dengan matang, telah
dipertimbangkan efektivitasnya, maka semua langkah harus dikerjakan dengan
benar.
6.
Bakar jembatan,
kalau semua langkah benar telah dihitung, telah dijalankan, maka teruskan
melaju kedepan, jangan selalu berfikir kebelakang dan takut memasuki masa
depan, bakar ketakutan-ketakutan yang tak perlu.
7.
Kerjakan dengan
lebih baik. Semua langkah harus dilakukan
dengan baik, tetapi, harus terus dicari cara yang lebih baik, tidak berhenti
pada satu langkah yang sudah dianggap baik.
Banyak perubahan yang menuntut cara kerja yang lebih baik dan lebih baik
lagi. Dulu cukup ditik dengan mesin
ketik, tetapi sekarang harus dengan komputer.
8.
Kerjakan serentak,
semua sisi dari sebuah lembaga harus memulai serentak sesuai dengan
tugas-tugasnya, sehingga, sistem dapat berjalan. Bila ada bagi yang tak bekerja, padahal
seharusnya bekerja, maka mekanisme sistem terhambat, hal ini akan merugikan,
karena itu, kerjakan serentak
9.
Hidup tidak
sendiri, banyak pihak lain, banyak kompetitor, mereka berusaha melihat, memata-matai, apa
kelebihan dan kekurangan organisasi kita, Biarkan mereka menerka.
10.
Ketika mereka
terus memata-matai kita , maka , tunjukkan
caranya berperang versi kita, tunjukkan keunggulan-keunggulan kita, sehingga ,
para kompetitor tertinggal dan sibuk menerka kita akan melakukan apa. Maka
kemenangan didepan mata.