Jumat, 26 Agustus 2016

Global leadership:belajar dari Sun Tzu

Global Leadership :  Belajar dari Sun Tzu
1.       Analisis diri.  Pertahanan yang terbaik adalah tatkala seseorang atau suatu lembaga melakukan analisis diri terhadap kelemahan dan kelebihan organisasinya, kelebihan dan kekurangan teknologi pendukung fungsi lembaganya, kelebihan dan kekurangan sumber daya manusia yang ada dilembaganya, kelebihan dan kekuarangan budaya kerja didalam organisasinya dan kelebihan dan kekurangan hubungan sosial orang-orang yang ada didalamnya.
2.       Pahami kenyataan yang ada. Lingkungan fisik dan sosial budaya menampakan diri sebagai mana adanya.  Perubahan-perubahan selalu  terjadi padanya.  Perubahan-perubahan ini  merupakan kenyataan yang harus difahami oleh siapapun yang ada disebuah lembaga.  Kemana arah perubahan, apa yang berubah, dampak positif dan negatif perubahan, cara mengatasinya , harus difahami  secara cerdas sebagai sebuah kenyataan yang cair .  Kemampuan menganalisis dan mensintesis kenyataan akan menentukan kualitas dari lembaga tersebut serta manusia-manusia yang ada didalamnya.
3.       Pelajari cara berperang.  Perang tidak hanya secara fisik, militeristik. Tetapi, dapat terjadi dalam berbagai bentuk.   Setiap zaman membentuk model perang.  Baik dalam bentuk teknologi, strategi, psikologi, budaya,  model intelejen dll.  Zaman modern melahirkan  kekayaan  strategi  perang.  Banyak hal  wajib dipelajari  untuk memperkaya kekayaan intelektual  orang dan  lembaga untuk membuat lembaganya menjadi  yang terdepan dalam medan persaingan dan mengambil keuntungan dari kemampuan memenangkan kompetisi.
4.       Harapkan hasil terjelek.  Banyak orang lebih senang mengkhayalkan keberhasilan dari pada memikirkan hal terburuk. Padahal realitas tak sama dengan khayalan.  Sun Tzu mengajarkan pikirkan hasil yang terjelek dulu, pikirkan kalau yang terjadi justru yang pahit-pahit.  Tujuannya agar kita kritis terhadap penyebab kegagalan atau hal yang pahit-pahit.  Sehingga, bisa diperkirakan langkah demi langkah yang benar sehingga kegagalan dapat dihindari.
5.       Kerjakan secara benar.  Ketika semua langkah telah dihitung dengan matang,  telah dipertimbangkan efektivitasnya, maka semua langkah harus dikerjakan dengan benar.
6.       Bakar jembatan, kalau semua langkah benar telah dihitung, telah dijalankan, maka teruskan melaju kedepan, jangan selalu berfikir kebelakang dan takut memasuki masa depan, bakar ketakutan-ketakutan yang tak perlu.
7.       Kerjakan dengan lebih baik.  Semua langkah harus dilakukan dengan baik, tetapi, harus terus dicari cara yang lebih baik, tidak berhenti pada satu langkah yang sudah dianggap baik.  Banyak perubahan yang menuntut  cara kerja yang lebih baik dan lebih baik lagi.  Dulu cukup ditik dengan mesin ketik, tetapi sekarang harus dengan komputer.
8.       Kerjakan serentak, semua sisi dari sebuah lembaga harus memulai serentak sesuai dengan tugas-tugasnya, sehingga, sistem dapat berjalan.  Bila ada bagi yang tak bekerja, padahal seharusnya bekerja, maka mekanisme sistem terhambat, hal ini akan merugikan, karena itu, kerjakan serentak
9.       Hidup tidak sendiri, banyak pihak lain, banyak kompetitor,  mereka berusaha melihat, memata-matai, apa kelebihan dan kekurangan organisasi kita, Biarkan mereka menerka.

10.   Ketika mereka terus memata-matai kita  , maka , tunjukkan caranya berperang versi kita, tunjukkan keunggulan-keunggulan kita, sehingga , para kompetitor tertinggal dan sibuk menerka kita akan melakukan apa. Maka kemenangan didepan mata.

Leadership impian

 Siapakan yang pantas menjadi leader impian ? bagaimana standar menjadi leader impian ? Apakah anda bisa menjadi leader impian ?