Jumat, 23 September 2016

Global Leadership : Peran Teamwork bagi seorang pemimpin

Global Leadership : Peran Teamwork  Bagi seorang pemimpin

Seorang pemimpin harus visioner, mampu menetapkan misi-misi yang ditargetkannya, memiliki konseptual manajemen untuk mencapai misi-misi yang telah ditetapkannya dan dapat menerapkan strategi dan taktik dilapangan kehidupan  yang sebenarnyanya. 

Seorang pemimpin adalah seorang pilot atau driver perusahaan. Ia penentu keputusan,  maju atau mundur tergantung kepada keputusannya.  Ia mengatur irama kemajuan perusahaan.  Mau bergerak cepat atau lambat, mau untung besar atau untung kecil , semua ada di pundak seorang pemimpin.

Perusahaan atau sebuah lembaga tidak hanya membutuhkan  visi, misi dan strategi manajemen dari  seorang pemimpin perusahaan.  Karena, sehebat apapun seorang pemimpin, ia hanya bisa berfikir , merancang strategi, dan menuangkannya kedalam strategi perusahaan.  Tetapi , bukan dia yang berkerja keras dilapangan.  Ia butuh bantuan orang lain, Ia membutuhkan orang-orang yang professional  dalam kemampuan teknis dan taktis dilapangan kerja. Ia butuh orang lain agar visi, misi dan strateginya berjalan sesuai yang sudah dirancangnya,

Ia membutuhkan  sebuah team.  Sebuah  team work yang bersamanya bahu membahu mencapai bahkan bila perlu melebihi target yang diinginkannya .  Ia butuh banyak figure,  Ia butuh  orang – orang ahli  dalam berbagai bidang dan terampil bekerja dilapangan.

Sebuah Teamwork , yang bukan saja saling mengenal keahlian diantara mereka. Tetapi,  Teamwork yang saling terkoneksi, saling mengisi, saling  membangun kepercayaan, saling  berbagi ilmu dan keterampilan.  Teamwork yang membangun sebuah manajemen ilmu, membangun sebuah langkah besar dari proyeksi managemen, misi dan visi yang sudah digariskan.

Teamwork yang selalu memberi masukan dikala system yang dibangun tidak efektif, tidak efisien, boros, tidak profitable, dan memberi masukan pemecahan terhadap masalah yang terjadi kepada sesame anggota team maupun ke atasan.

Teamwork yang terdidik, terampil, highskill, memahami prosedur kerja, bahkan mampu memberi  saran untuk perbaikan prosedur kerja, sesuai langkah manajemen dan teknologi yang digunakan, sesuai visi dan misi serta target yang sudah disosialisasikan.

Teamwork yang dibentuk seorang pimpinan, berfungsi sebagai kaki, tangan, telinga dan fungsi-fungsi lain  bagi seorang pimpinan. 

Teamwork , dimana seorang pimpinan dan orang-orang yang ada didalamnya akan selalu menjadi bagian dan membuat dirinya  ingroup.  Ia seperti bagian dirinya.  Ia adalah saudaranya. Ia adalah anak-anaknya. Kesejahteraannya, kesehatannya, masa depannya sama dengan dirinya .   Ia adalah teman sejatinya dikala suka dan duka, dikala perusahaan sedang terpuruk maupun disaat perusahaan sedang maju pesat.
Gagal atau berhasil tugas yang dilakukan oleh teamworknya, berarti, gagal atau berhasil juga pekerjaannya, kepemimpinannya.  Karena boleh jadi, kegagalan mereka, karena pengetahuan yang kurang pada mereka, akibat tidak pernah diberi pelatihan yang cukup oleh pimpinannya.  Sehingga, kekurangan pengetahuan menyebabkan skill mereka menjadi terbatas.  Keterampilan yang terbatas ini membuat mereka tak bisa menyelesaikan beban pekerjaan yang diberikan kepadanya.

Ibarat seorang Jendral, anggota teamworknya adalah prajuritnya.  Bisa memenangkan pertempuran dan peperangan, tidak saja karena strategi perang yang hebat, tetapi didukung oleh skill hebat dari teknologi hebat yang disediakan pimpinannya. 

Karena itu, hanya Jendral yang dekat dengan seluruh prajuritnya yang berhasil memenangkan perang. Karena, prajurit akan mengorbankan apapun untuk menjaga kehormatan dirinya, perusahaannya, pimpinannya, kalau ia merasa dekat, dihargai dan merasa satu dengan pimpinannya.

Demikian pentingnya, teamwork bagi seorang pemimpin.


Jumat, 26 Agustus 2016

Global leadership:belajar dari Sun Tzu

Global Leadership :  Belajar dari Sun Tzu
1.       Analisis diri.  Pertahanan yang terbaik adalah tatkala seseorang atau suatu lembaga melakukan analisis diri terhadap kelemahan dan kelebihan organisasinya, kelebihan dan kekurangan teknologi pendukung fungsi lembaganya, kelebihan dan kekurangan sumber daya manusia yang ada dilembaganya, kelebihan dan kekuarangan budaya kerja didalam organisasinya dan kelebihan dan kekurangan hubungan sosial orang-orang yang ada didalamnya.
2.       Pahami kenyataan yang ada. Lingkungan fisik dan sosial budaya menampakan diri sebagai mana adanya.  Perubahan-perubahan selalu  terjadi padanya.  Perubahan-perubahan ini  merupakan kenyataan yang harus difahami oleh siapapun yang ada disebuah lembaga.  Kemana arah perubahan, apa yang berubah, dampak positif dan negatif perubahan, cara mengatasinya , harus difahami  secara cerdas sebagai sebuah kenyataan yang cair .  Kemampuan menganalisis dan mensintesis kenyataan akan menentukan kualitas dari lembaga tersebut serta manusia-manusia yang ada didalamnya.
3.       Pelajari cara berperang.  Perang tidak hanya secara fisik, militeristik. Tetapi, dapat terjadi dalam berbagai bentuk.   Setiap zaman membentuk model perang.  Baik dalam bentuk teknologi, strategi, psikologi, budaya,  model intelejen dll.  Zaman modern melahirkan  kekayaan  strategi  perang.  Banyak hal  wajib dipelajari  untuk memperkaya kekayaan intelektual  orang dan  lembaga untuk membuat lembaganya menjadi  yang terdepan dalam medan persaingan dan mengambil keuntungan dari kemampuan memenangkan kompetisi.
4.       Harapkan hasil terjelek.  Banyak orang lebih senang mengkhayalkan keberhasilan dari pada memikirkan hal terburuk. Padahal realitas tak sama dengan khayalan.  Sun Tzu mengajarkan pikirkan hasil yang terjelek dulu, pikirkan kalau yang terjadi justru yang pahit-pahit.  Tujuannya agar kita kritis terhadap penyebab kegagalan atau hal yang pahit-pahit.  Sehingga, bisa diperkirakan langkah demi langkah yang benar sehingga kegagalan dapat dihindari.
5.       Kerjakan secara benar.  Ketika semua langkah telah dihitung dengan matang,  telah dipertimbangkan efektivitasnya, maka semua langkah harus dikerjakan dengan benar.
6.       Bakar jembatan, kalau semua langkah benar telah dihitung, telah dijalankan, maka teruskan melaju kedepan, jangan selalu berfikir kebelakang dan takut memasuki masa depan, bakar ketakutan-ketakutan yang tak perlu.
7.       Kerjakan dengan lebih baik.  Semua langkah harus dilakukan dengan baik, tetapi, harus terus dicari cara yang lebih baik, tidak berhenti pada satu langkah yang sudah dianggap baik.  Banyak perubahan yang menuntut  cara kerja yang lebih baik dan lebih baik lagi.  Dulu cukup ditik dengan mesin ketik, tetapi sekarang harus dengan komputer.
8.       Kerjakan serentak, semua sisi dari sebuah lembaga harus memulai serentak sesuai dengan tugas-tugasnya, sehingga, sistem dapat berjalan.  Bila ada bagi yang tak bekerja, padahal seharusnya bekerja, maka mekanisme sistem terhambat, hal ini akan merugikan, karena itu, kerjakan serentak
9.       Hidup tidak sendiri, banyak pihak lain, banyak kompetitor,  mereka berusaha melihat, memata-matai, apa kelebihan dan kekurangan organisasi kita, Biarkan mereka menerka.

10.   Ketika mereka terus memata-matai kita  , maka , tunjukkan caranya berperang versi kita, tunjukkan keunggulan-keunggulan kita, sehingga , para kompetitor tertinggal dan sibuk menerka kita akan melakukan apa. Maka kemenangan didepan mata.

Minggu, 01 Mei 2016

Global leadership: penentu keberhasilan strategi memimpin

Humans are social creatures. It requires the presence of another human being. It was not a perfect man. It is precisely the presence of another human being makes perfect. A leader will never succeed alone. It can be a successful leader thanks to the success of those they lead. It can be successful because it can maximize the full potential of those they lead. 
Leaders who failed not because his brain is not smart, but he could not optimize the competence of everyone in each level of the organization he leads. It can work hard to pursue success, but it will be worth it when you can not make everyone he leads work wholeheartedly, full capacity of thinking, full of skill and creativity, its full spirit.

Sejarah Indonesia: Pemberontakan PKI

Pemberontakan PKI Madiun
a. Latar belakang
1.  Lemahnya kekuasaan pemerintah RI setelah perundingan Renville
2.  Dukungan financial dan militer dari Belanda untuk PKI
3.  Desakan dari Komunis Internasional agar PKI meningkatkan agitasi politiknya
3.  Keinginan mendirikan Negara komunis di Indonesia

Tokohnya  :   Munawar Musso
Pusat aksi  :  Kota Madiun
Pelakunya :  PKI yang menggunakan organisasi  Front Demokrasi Rakyat, dengan basis massa di Solo dan Madiun.
Cara pemerintah menangani pemberontakan ini  dengan melakukan opresasi militer untuk menumpas pemberontakan PKI dengan mengerahkan pasukan Siliwangi ( jawa barat ) yang sedang hijrah ke Solo dan pasukan dari Kodam Brawijaya ( Jawa Timur ).
Ketika operasi penumpasan PKI ini dilakukan, pasukan NICA telah digelar sepanjang perbatasan wilayah RI dengan wilayah pendudukan Belanda dengan tujuan menghancurkan kekuatan bersenjata RI yang makin lemah setelah pemberontakan  PKI Madiun.


Rabu, 27 April 2016

Global leadership: Bawahan sebagai kekuatan !


Subordinates as strength! Modern times bring forth leaders intelligent, form successful leaders, producing figures dibidangbisnisnya success. Many companies rose from the brink of collapse and become a profit producing machine that makes a big smile investors. 
 Many small companies grow into large and fruitful, all because of smart leaders atop the company. Therefore, from the salaries of tens of millions, hundreds of millions to billions given great leadership plus the bonus-bonus.

Minggu, 27 Maret 2016

Global leadership : Bahaya Seorang Pemimpin


Menjadi pemimpin banyak diinginkan orang. Banyak yang berlomba untuk mendapatkannya. Banyak yang mengejar untuk mendapatkan posisi sebagai pemimpin. Banyak yang berani menyikut saingan hingga fitnah dan pembunuhan karakter untuk bisa duduk menjadi pemimpin. Banyak yang berani membayar agar bisa duduk sebagai seorang pemimpin. Banyak yang berani melakukan rekayasa sosial hanya untuk menjadi seorang pemimpin. Dan yang sadis, banyak mengorbankan nyawa orang banyak untuk dapat menikmati posisi sebagai pemimpin. Siapapun lawan, orangtua, anak, istri, mertua, ipar, saudara kandung, saudara tiri, kawan, apalagi saingan akan dihancurkan bila berani merebut posisi pemimpin. Memimpin dianggar suatu posisi yang prestisius. Posisi yang luar biasa tinggi. 
 Begitu sulit diraih begitu berat dipertahankan. Tetapi begitu menantang untuk dimiliki, dikuasai dan dimanfaatkan. Ummat manusia membutuhkan pemimpin. Masyarakat butuh pemimpin. Organisasi dan lembaga butuh pemimpin. Sebuah perusahaan butuh pemimpin. Mereka membutuhkan figur pengarah, figur penyelamat, figur pemotivasi, figur pengayom, figur pemberi cahaya. Figur pembela, figur pemenuh kebutuhan material, spiritual, psikologis dan sosial dari orang-orang yang dipimpinnya.
Setiap orang bisa menjadi pemimpin. Tetapi tak semua orang bisa memimpin dengan baik. Memimpin butuh kualitas. Memimpin butuh kecerdasan logika dan kecerdasan hati nurani, kecerdasan organisasional, kecerdasan manajerial. Kecerdasan finansial, kecerdasan sosial. 
Karena itu, kelemahan diri dalam bentuk kualitas diri yang belum memenuhi standar harapan orang-orang yang dipimpinnya membuat seseorang belum dianggap sebagai pemimpin oleh lingkungannnya. Secara psikologis, seorang pemimpin yang memiliki sifat dibawah ini akan menjadi sangat berbahaya bagi orang dan lembaga yang dipimpinnya, yaitu yang memiliki sifat : 
  1.  Sombong , sifat sombong seorang pemimpin merupakan sebuah kelemahan, dia membuka kelemahannya sendiri dan kelemahan dari orang dan lembaga yang dipimpinnya, karena orang yang sombong gampang dipancing untuk membuka kekuatannya, kelebihannya, dan pihak lawan akan menganalisis kelemahan-kelemahan di balik kekuatan yang diuatarakan para pemimpinnya, karena itu, akan membuat sebuah organisasi mudah dihancurkan oleh kompetitor. Seorang pemimpin yang sombong, akan memperlihatkan watak buruknya bukan saja keorang luar tetapi juga ia akan memperlihatkan watak jeleknya keorang yang selembaga dengannya, sehingga, menyulut konflik latin internal.  Ia membangun musuh dan menciptakan musuh dalam selimut.  
  2.  Bangga , Sikap membangga-banggakan diri juga bukan sifat yang baik, bukan saja arogan seolah-olah paling sempurna, tetapi juga membuat kemampuan berfikir kreatif menjadi terbatas, memunculkan sikap cepat puas dan memancing jarak dengan pihak lain. Sehingga, merugikan kemajuan organisasi.
  3.  Melampaui batas, sikap melampaui batas akan melahirkan penolakan bahkan perlawanan atau kontraversi, dari sikap menghindar, mengkritik, diomongin dibelakang hingga sikap oposisi terang terangan, yang pada akhirnya mengurangi kecepatan laju organisasi yang dipimpinnya.
  4.  Suka kekayaan , sifat suka kekayaan yang berlebihan mendorong sikap agresif untuk mengumpulkan kekayaan dengan cara diluar etika dan undang-undang.  Sikap ini melahirkan  intoleransi, acuh tak acuh, masa bodoh, egois dan rakus yang akhirnya mendorrongnya tak peduli sesama asal dia paling kaya.
  5.  Suka dipuji , sikap ini juga menghancurkan seorang pemimpin, Sikap ini melahirkan ketidakadilan dan lupa diri.  Tidak adil karena ia akan memelihara orang yang senang memujinya tanpa dilihat apakah orang itu mengkhianatinya atau menghancurkannya.  Ketidakadilan dapat terjadi karena ia tidak suka dikritik maka para pengkritiknya akan disingkirkan karena dianggap penghalang psikologis dirinya yang haus pujian.
  6.  Kufur nikmat 
  7.  Dengki 
  8.  Penuh tipu daya 
  9.  Berbuat kerusakan 
  10.  Tamak 
  11.  Suka berzina 
  12.  Emosional 
  13.  Busuk hati

Global leadership : Pemimpin Pro aktif


Global leadership : Pemimpin Pro aktif
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendorong banyak negara melakukan modernisasi diberbagai bidang. Pembangunan berkembang pesat. Perubahan terjadi dimana-mana dan diberbagai bidang kehidupan. Teknologi menjadi kebutuhan untuk memperkuat pembangunan. Pembangunan teknologi dilakukan. Riset demi riset menghasilkan berbagai penemuan yang kian mendorong laju pembangunan bertambah masif dan cepat. Perubahan-perubahan dibidang teknologi mendorong terjadinya perubahan-perubahan sosial. Perubahan teknologipun menciptakan standar baru pada pekerjaan dan standar kualitas pada sumber daya manusia pengelola teknologi dan pembangunan yang sedang dan akan terus terjadi. Setiap perubahan menjadi tantangan bagi semua pemimpin disemua lapisan masyarakat, disemua lembaga-lembaga yang didirikan oleh masyarakat. Sikap dan reaksi terhadap tantangan yang datang akan menjadi penentu eksistensi dan keberlanjutan serta puncak kesuksesan atau kehancuran dari organisasi yang dipimpinnya. Tantangan datang bukan saja seperti gelombang lautan, yang tak pernah berhenti, tetapi juga datang dalam berbagai bentuk dan beragam dampaknya terhadap organisasi dan pendukung organisasi tersebut. Dalam konteks demikian kualitas seorang pemimpin akan sangat menentukan. Apakah dia pemimpin yang pasif, masa bodoh, tak mau tahu atau seorang pemimpin yang cakap , visioner, proaktif dan mengubah tantangan menjadi peluang , yang bukan saja mampu menjaga eksistensi organisasinya tetapi juga membuat dan melipatgandakan profit bagi lembaga dan orang-orang yang dipimpinnya. Ciri pemimpin pro aktif
1. Menilai positif. Dia bukan figur yang gampang curiga dan langsung menolak, tetapi juga bukan figur yang asal terima tanpa kritik. Ia bukan orang yang diam membisu melihat perubahan-perubahan. Tetapi ia figur yang sabar tetapi kritis membaca perubahan, membaca keuntungan dan kerugian, membaca setiap peluang, membaca setiap kesempatan yang tepat dan menguntungkan. Ia menilai secara positif semua tantangan yang datang dan berusaha menyikapinya dengan tepat. 
2. Semua dianggap kawan. Dalam kehidupan bermasyarakat, orang bodoh akan melihat diluar dirinya sebagai musuh atau kompetitor. Ia menjaga jarak yang sangat jauh dan berusaha menjadi musuh yang setimpal. Tetapi, pemimpin yang proaktif akan melihat semua orang diluar dirinya memiliki peran yang sama, memiliki pola pemikiran , kemampuan membaca situasi dan berbagai kelebihan lainnya yang bila dijadikan kawan akan menjadi pelengkap ide dalam sistem berfikirnya, yang bila di tempatkan dengan pas akan memainkan peran positif dalam memecahkan banyak masalah yang dihadapi bersama. Baginya, setiap orang harus saling melengkapi agar sempurna bersama, makmur bersama, senang dan sejahtera bersama. 
3. Memecahkan masalah bersama-sama rekan kerja. Pemimpin proaktif tidak mengambil alih semua masalah dan mengambil alih semua pemecahan masalah. Ia lebih senang mengajak semua orang disekitarnya membaca masalah, memecahkan masalah bersama dan membuat keputusan bersama serta melaksanakan langkah – langkah pemecahan sesuai peran yang ditentukan dalam waktu yang bersamaan. 
4. Mengutamakan keberhasilan bersama. Tidak ada istilah sukses pribadi yang ada sukses bersama. Ia menyadari bahwa manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan satu dengan lainnya. Setiap orang memiliki peran. Setiap peran harus dihargai. Sukses organisasi berarti sukses semua orang memerankan peranannya. Karena itu keberhasilan itu adalah produk bersama. 
5. Mengutamakan win – win solution. Hidup memang banyak persaingan. Tetapi bukan berarti semua pesaing harus dimusnahkan. Mereka pesaing yang dimaknai positif. Mereka pesaing yang memperlihatkan kelebihan dan kekurangan yang membuat kita bisa belajar dan mendewasakan diri dan mengembangkan diri ke standar yang lebih tinggi. Eksistensi pesaing dihargai sebagai mitra bersaing yang kreatif. Mencari dan menemukan pemecahan yang menguntungkan semua pihak menjadi jalan positif yang diambil seorang pemimpin proaktif.

Rabu, 23 Maret 2016

Global Leadership : Penyebab konflik


Penyebab konflik Secara sosiologis konflik didefinisikan sebagai proses sosial yang yang saling menghancurkan antara dua individu atau antar dua kelompok. Tiap kelompok ingin menang dan sebaliknya mereka ingin saingannya kalah kalau perlu hingga tidak bisa hidup dan bersaing lagi. 

Dalam konflik, setiap pihak menggunakan berbagai sumber kekuatannya untuk memenangkan persaingan. Mereka mempertaruhkan apapun yang bisa digunakan untuk memenangkan konflik . Kemenangan menjadi tolak ukur kesuksesan, sebaliknya kekalahan menjadi tolak ukur kegagalan dan ketakberdayaan serta kehinaan. 
Dalam sejarah ketika melihat semua sumber daya manusia, semua sumber daya teknologi, sumber daya alam, semua hasil pemikiran strategis digunakan untuk meraih keunggulan pribadi atau kelompoknya ditengah kehancuran lawan. 
Dalam konflik, unsur emosi manusia dan hawa nafsu memainkan peran psikologis untuk membangun ego, membangun keberlangsungan konflik, membangun solidaritas terhadap kawan dan membangun kesadaran out group terhadap musuh. Emosi dan hawa nafsu seperti pedang tajam yang bila tak terkendali dapat menebas apapun yang ada didepannya.
Konflik dapat terjadi , karena : 
1. Persaingan terhadap sumber-sumber kekayaan. Sifat serakah manusia membuat manusia menjadi makhluk yang paling serakah terhadap makhluk-makhluk Tuhan lainnya. Manusia tak puas dengan hanya makan dan minum secukup kebutuhan perutnya. Tetapi, ia tak puas bila jaminan hidupnya terhadap kebutuhan perutnya terpenuhi. Ia akan terus menambah- menambah kekayaan agar dengan kekayaan yang luar biasa banyak bisa memenuhi semua nafsu hidupnya. Semua khayal-khayalannya. Ia ingin apa yang ia inginkan terwujud dalam waktu yang relatif sesingkat-singkatnya. Tak perlu lama, karena ia Raja dunia yang minta segera terlayani. Karena itu, ia tak butuh kekayaan yang sedikit dan sesaat. Ia butuh kekayaan yang bisa berguna sepanjang hayatnya. Ia butuh kekayaan yang membuatnya menjadi elit sosial. Ia butuh semua kekayaan dari seluruh penjuru dunia ada dalam gengamannya dan bisa digunakan kapan saja ia butuhkan. 
2. Persaingan karena cinta . Cerita konflik manusia dibuka melalui cerita kecintaan terhadap kecantikan wanita adik Qabil yang jelita dan ingin dikawini oleh Qabil tetapi ia sudah dijodohkan untuk kawin dengan adik lelakinya Habil sehingga menurut Qabil ia lah yang seharusnya berhak dan dibunuhlah Habil oleh kakaknya yang bernama Qabil bin Adam as. Wanita bagian dari kekayaan alam yang luar biasa. 
3. Perbedaan ideologis. Manusia adalah makhluk berfikir. Cogito ergo sum. Saya berfikir saya ada. Kemampuan berfikirnya membuat menusia mendesain pola hidupnya, mendesain target-target hidupny. Ia membangun ideal-ideal dalam pikirannya. Ia menyebarluaskan berbagai konsep pemikiran ideal menurutnya. Ia ingin semua orang mengikuti apa yang ia anggap ideal. Seperti nyang dilakukan Karl Marx, Mao Tse Tung, George Washington, Abraham Lincoln dll Namun, seorang manusia tidak hidup sendiri. Ia hidup bersama puluhan, ratusan, ribuan, jutaan manusia lainnya. Dan diantara manusia banyak yang berbeda dunia ideal satu dengan lainnya. Karena itu dalam kehidupan sosial terjadi perbedaan nilai dan norma sosial yang kemudian berubah menjadi konflik ideologis
4. Ketergantungan pekerjaan. Manusia kerap tak menyadari bila ia tergantung dengan hasil kerja manusia lainnya. Egonya yang luar biasa membuatnya tak bisa memahami peran manusia lainnya dalam kehidupan sosial. Ia ingin ia lah yang lebih dahulu. Ia ingin orang lain memenuhi kebutuhan dirinyanya terlebih dahulu. Tetapi manusia lain berpandangan serupa dengannya hingga terjadi saling menyalahkan dan konflik tak bisa dihindari. 
5. Kekaburan tugas. Dalam sebuah organisasi tidak jelasnya job description membuat orang bingung batas pekerrjaannya. Hingga terjadi rebutan pekerjaan atau terjadi saling mengandalkan yang akhirnya terjadi saling membiarkan. Ketika terjadi saling membiarkan muncul saling menyalahkan dan konflik bisa terjadi ketika keduanya tak dapat menahan emosi. 
6. Problem status. Manusia yang memiliki status dihadapkan pada suatu situasi dimana ia ingin ideal tetapi kenyataan sosial ia dihadapkan pada kondisi yang rusak. Sementara memperbaiki kerusakan teramat sulit. Konflik psikologis terjadi dalam dirinya. Ia melawan kerusakan sosial berarti ia bermusuhan dengan banyak orang-orang rusak dan perusak. Ia diam ia terbawa dalam arus kerusakan. Ketidak mampuan mengontrol diri menyebabkan konflik meluar keluar dirinya. 
7. Rintangan komunikasi. Perbedaan kualitas diri didalam masyarakat menyebabkan terjadinya rintangan komunikasi. Bahasa yang disampaikan tidak dimengerti audiens yang dimaksud. Rintangan komunikasi yang tak teratasi menimbulkan mispersepsi. Munculnya mispersepsi memunculkan kesalahpahaman antar orang, antar kelompok, antar masyarakat, antar lapisan sosial, yang memancing lahirnya ego sentris masing-masing 
8. Perbedaan sifat individu. Setiap individu lahir unik. Satu dengan lainnya berbeda secara fisik dan kepribadian dan kualitas. Perbedaan sifat yang dibarengi perbedaan kualitas dan kepribadian mendorong lahirnya konflik pribadi dan konflik ideologis serta konflik sosial.

Rabu, 10 Februari 2016

Global leadership : Pemimpin Gagal ?

Pemimpin gagal  ?

Banyak perusahaan  yang bangkrut.  Banyak  perusahaan dan lembaga jalan ditempat.  Hidup segan mati tak mau.  Mati  tidak, sadar juga enggak.   Bisu , tak bergairah, datar dan pasif.  Tanpa inovasi tanpa kreativitas.  Tanpa target jelas, paling-paling hangat-hangat tahi ayam .  Rutinitas semu, yang orang-orangnya telah mencapai puncak jemu.
Banyak perusahaan atau lembaga dianggap sebagai tempat tak membahagiakan oleh  orang-orang yang ada didalamnya.  Mereka ada, mereka bekerja, tetapi hanya rutinitas saja. Asal kerja, tak perlu kerja keras, tak perlu mikir keras, tak perlu cerdas.  Buat apa ?, jangankan  gaji tinggi, promosi jabatan, apalagi prosentase saham . penghargaan yang paling sederhana saja tidak.
Bila dalam dunia militer tidak ada prajurit yang salah, komandannyalah yang salah.  Maka dalam perusahaan atau lembagapun bukan karyawan yang salah , pimpinannyalah yang salah. Pimpinannyalah yang bermasalah.  Pimpinannyalah yang menjadi sumber permasalahan.

Memimpin bukan seni memberi instruksi, bukan seni memberi perintah.  Memimpin adalah seni mendekatkan hati dengan hati, mensinergikan hati dengan pikiran, mendekatkan pikiran dengan pikiran. Rasional perlu tetapi etika dan budaya tidak boleh dilupakan.  Logika perlu tetapi hatisanubari tak boleh dilupakan.  Ilmu pengetahuan dan teknologi perlu, tetapi nilai-nilai ruhaniyah sangat diperlukan.
Memimpin adalah seni membujuk, seni persuasi tingkat tinggi.  Bagaimana seseorang akan berbicara dengan orang-orang yang dipimpinnya maka cara bersikap, cara berbicara, intonasi, pemilihan kata dan logika kata serta tingkat emosi akan menentukan keberhasilan penyampaian pesan dan kesan yang dibangun, informasi yang terkumpul serta bangunan pemikiran dan sikap yang terbentuk dari orang-orang yang dipimpinnya.
Sikap egaliter, sederhana, ngobrol terbuka penuh kekeluargaan memungkinkan siapapun sang pemimpin dapat mengetahui apa perasaan, apa yang dipikirkan, apa yang menjadi harapan, apa yang seharusnya diputuskan akan sangat membantu seorang pemimpin untuk mengenali kekuatan dan kelemahan orang-orang yang dipimpinnya, kekuatan dan kelemahan lembaga atau perusahaan yang dipimpinnya sehingga ia bisa membangun peta pemikiran manajerial dan teknis manajerial  yang dibutuhkan oleh lembaga atau perusahaan yang dipimpinnya, dengan tetap menghargai orang-orang disekitarnya . 
Bertukaran pikiran dengan orang-orang yang dipimpin nya , bukan saja menghadirkan banyak ide konseptual dan ide teknis dillapangan tetapi yang lebih penting adalah membangun silaturahmi yang tulus yang menjadi ikatan emosional, sosial dan spiritual  yang sangat dahsyat , ikatan hati kehati, ikatan emosi yang sehat, ikatan logika yang memperkaya.  Sehingga akan terbentuk suatu situasi menghargai tanpa meminta penghargaan.
Seorang pemimpin akan berusaha merasakan apa yang diderita orang-orang yang dipimpinnya.  Ia berfikir bukan saja tentang berbagai proyeksi keuntungan yang bisa didapat, tetapi juga tentang hal – hal buruk sebelum mengambil keputusan.  Ia berfikir dan merasakan apa mungkin terburuk bukan memaksa orang merasakan keputusan-keputusan pahitnya.

Seorang pemimpin tidak harus selalu dibelakang meja ketika kemakmuran sedang melanda. Ia harus berusaha menyempatkan diri hadir ditengan orang-orang yang dipimpinnya. Seorang pemimpin  harus selalu ada  , apalagi ketika krisis melanda.  Ia harus menghadirkan penghargaan atas setiap peran, ia memompa motivasi  agar kegairan tetap stabil.  Ia memberi kepercayaan kesetiap orang, tanpa like and dislike .  Ia hadir memimpin semua orang  tanpa orang merasa dipimpin. 

Pemimpin yang arif tentu berusaha membangun lembaga atau perusahaan dimana ia dan orang-orang yang dipimpinnya bekerja.  Ia membangun semua sisi yang ada dilembaganya.  Lembaga atau perusahaan bukan saja harus memiliki profit yang  terus tumbuh.   Tetapi lebih penting lagi adalah menumbuhkan orang dan lembaga yang mendukung pertumbuhan profit tersebut.  Ia memperkaya semua,  bukan memperkaya kepentingan dirinya.

Perubahan sangat penting bagi setiap lembaga atau perusahaan .  Ia  berusaha  membangun perubahan tetapi perubahan yang bisa menciptakan kepuasan bersama bukan membangun  kepuasan diri.   Karena itu ia membangun perubahan disemua sisi yang ada dilembaganya .  Ia ingin semua berperan, semua bergerak ketitik yang ditentukan bersama. Ia membangun perubahan, secara bersama-sama, bukan memaksakan perubahan yang membuat orang terpaksa dan menderita.

Pemimpin yang dibutuhkan zaman ditiap peradaban adalah pemimpin yang membangun masyarakat dan negara.  Ia orang yang menyadari kehadirannya untuk menyempurnakan kesempurnaan peradaban ummat manusia zamannya.  Ia juga menyadari dirinya tak akan sempurna bila tak di sempurnakan oleh kesempurnaan dia-dia disekitarnya. Ia adalah pewaris para Nabi. Yang membangun keemasan peradaban,  bukan membangun keemasan  pribadinya.



Rabu, 10 Pebruari 2016, bada isya , 20.52

Selasa, 05 Januari 2016

Global Leadership: Karakter Kepemimpinan Pangeran Diponegoro

Global Leadership : Karakter kepemimpinan Pangeran Diponegoro

Pangeran Diponegoro yang masa kecilnya dipanggil Raden Mas Ontowiryo merupakan tokoh utama dalam perang Jawa, perang menentang kolonilialisme  Perancis – Belanda , yang membuat Belanda , walau berhasil menghancurkan kekuatan perlawanan pasukan Pangeran Diponegoro, tetapi mengalami kerugian yang  sangat  besar.
Bagi bangsa Indonesia dizaman sekarang, banyak hal yang bisa dipelajari dan bisa dijadikan hikmah dan inspirasi dari perjalanan hidup Pangeran Diponegoro, terutama karakter kepemimpinannya.  Hal ini penting, karena negara besar seperti Indonesia, sangat kekurangan pemimpin yang berkarakter kuat seperti Pangeran Dipnegoro.  Walaupun, Indonesia memiliki banyak partai politik yang memiliki jutaan kader, tetapi, sejarah kontemporer Indonesia, mereka sangat miskin melahirkan pemimpin dengan karakter hebat.
Secara fisik, Pangeran Diponegoro adalah manusia Jawa biasa, para utusan Belanda mengambarkannya sebagai  seorang yang  bertumbuh gempal, dengan tinggi sedang, perawakan kuat dan tenaganya sangat kuat serta secara fisik ia adalah pria dengan daya tarik pribadi yang kuat.  Ia bukan Raja tetapi ia lebih Raja dari seorang Raja  dari sikap dan karakternya.
Secara pribadi ia seorang ayah  sejati yang sangat penyayang terhadap anaknya.  Ia rela berjalan kaki sejauh 35 km  dari  Tegal Rejo ke Pajang untuk mengunjungi anaknya yang sedang belajar di pesantren Kyai Mojo .  Walau ia seorang ningrat yang memiliki banyak kuda, tetapi kesederhanaannya luar biasa, hal yang sangat jarang dalam masyarakat Jawa yang sangat feodal.
PangeranDiponegoro adalah seorang santri.  Ia memiliki kawan yang umumnya para santri dari berbagai pesantren.  Ketika ia menuju pantai laut selatan untuk menyepi selama bulan puasa ia selalu berjalan kaki dengan jarak tak kurang dari 30 km dan sepanjang perjalanan ia selalu mampir di Pesantren-pesantren yang dilewatinya dan berbincang dengan mereka.
Disamping sebagai santri ia juga merupakan seorang intelektual berkualitas tinggi.  Hal yang sangat jarang dimiliki kaum ningrat Yogyakarta semasanya.  Ia senang membaca referensi seperti kitab Tuhfah yang berisi filsafat sufi, ia mempelajari usul dan tassawuf, suluk ( puisi mistik Jawa ), sejarah nabi-nabi, tafsir Alqur’an, filsafat politik Islam seperti sirat as salatin, taj as salatin, fatah al muluk, nasihat al muluk, Serat manikmoyo, Serat Gondokusumo, joyo lengkoro wulang, arjunawijaya , arjuna wiwaha hingga kitab fikih.
Dari berbagai buku yang dibacanya, jelas ia adalah seorang ningrat, seorang santri, seorang intelektual, seorang perwira. Ia berbakat dan cerdik. Ia berfikiran terbuka dan cerdas.  Daya ingatnya kuat. Ia menguasai sejarah tanah Jawa.  Ia ahli dalam seni mistik Jawa. Pertimbangannya sangat matang.  Ia memiliki argumen yang kaya, kuat dan jernih.  Ia punya harga diri tinggi.
 Ia lawan yang sepadan bagi siapapun Gubernur Jendral Belanda, Gubernur Jendral Perancis ataupun Gubernur Jendral Inggris. Karena itu, hanya kelicikan, tipu daya, persekongkolan yang membuatnya dapat ditangkap.



Senin, 04 Januari 2016

Global leadership : teori kepemimpinan Ki Hajar Dewantoro

Global leadership : teori kepemimpinan Ki Hajar Dewantoro

Suwardi Suryaningrat atau sering disebut Ki Hajar Dewantoro  merupakan tokoh pendidikan Indonesia sejak masa  kolonial Belanda.  Ia mendirikan lembaga pendidikan Taman siswa yang memadukan pendidikan barat dengan pendidikan tradisional seperti pesantren atau dikenal boarding schools, dan menanamkan nilai-nilai budaya adiluhung Jawa kedalam anak didiknya.
Dalam teori kepemimpinan , yang diterapkannya kedalam lembaga pendidikan Taman Siswa, ia mencetuskan teori yang disebut dengan :
1.       Ing ngarsa sungtulada , yang artinya pemimpin harus pandai memberi suri tauladan kepada orang yang dipimpinnya.  Teori ini mengharuskan pemimpin yang tidak hanya pandai membangun visi, misi dan strategi  serta konsep managerial yang diinginkannya, tetapi, orang yang pandai memberi contoh kepada anak buahnya atau orang-orang yang dipimpinnya, seperti seorang pemimpin perusahaan yang ingin karyawannya tidak merokok, maka ia pun memberi contoh tidak merokok dan menghentikan kebiasaan merokoknya, atau seorang pemimpin yang meminta orang-orang yang dipimpinnya menjaga kebersihan ditempat  kerjanya, maka ialah orang pertama yang harus mencari sampah, mengambilnya dan membuangnya ketempat sampah.  Bukan seorang pemimpin yang hanya memerintah terus-terusan dan bersih serta tidak pernah mengambil sampah, walau ada didepannya dan akan dilewatinya.
2.       Ing madya mengunkarsa.  Teori ini menekankan seorang pemimpin yang pandai memposisikan diri berada ditengah-tengah orang yang dipimpinnya.  Seorang pemimpin yang tidak mengambil jarak dengan orang-orang yang dipimpinnya. Ditengah - tengah orang yang dipimpinnya, ia tidak hanya berbicara dengan terbuka, ia berbicara untuk mengetahui lebih dekat apa yang dirasakan, apa yang dipikirkan, apa yang diinginkan, ia ingin tahu lebih dalam kehidupan orang-orang yang dipimpinnya, termasuk keluarganya, sambil membangun simpati dan empati serta motivasi untuk  orang-orang berjuang selama ini dengannya.  Ia membangun spirit , sense of belonging, dan loyality tanpa disadari oleh orang-orang yang dipimpinnya.  Ia merasakan apa yang dirasakan oleh orang-orang yang dipimpinnya.

3.       Tutwurihandayani.  Teori ini  menempatkan seorang pemimpin sebagai seorang motivator hebat bagi orang-orang yang dipimpinnya. Ia memposisikan diri dibelakang orang yang dipimpinnya.  Ia mendorong mereka untuk mengambil inisiatif, untuk berani maju kedepan mengambil peran , keberanian dan kreativitas yang lebih kepada orang yang dipimpinnya.  Ia berani dan memberi kepercayaan kepada orang-orang yang dipimpinnya.  Baginya, keberhasilan orang yang didorongnya adalah keberhasilan dirinya.  Ia tak merasa dilangkahi.  Baginya justru sebuah kebanggaan, sebuah sukses bila ada orang yang dipimpinnya maju dan sukses.

Minggu, 03 Januari 2016

Global leadership : Silih Asah Silih Asuh Silih Asih

Global leadersip : Silihasah, silih asuh, silih asuh !


Kehidupan masyarakat suku Sunda di Jawa Barap, Indonesia, terlihat adem tentram.  Gemah ripah loh jinawi. Aman dan makmur. Semua hidup akur.  Tidak ada konflik.  Kehidupan penuh dengan gotongroyong , tolong menolong dan semangat kekeluargaan yang kuat.  Tidak ada persaingan yang saling menghancurkan.

Kehidupan yang nyaman demikian tak lepas dari konsepsi hidup yang didasarkan pada konsep hidup silih asah, silih asih, silih asuh.  Konsepsi hidup yang sederhana, tetapi syarat makna bila dikaji secara mendalam, tidak sulit untuk dilaksanakan.

Konsepsi silih asah, mengacu agar setiap orang ,khususnya pemimpin untuk meningkatkan kecerdasan, , kepintaran, keahlian, keterampilan, kebijaksanaan terhadap orang-orang yang dipimpinnya, atau bila sesama karyawan saling membantu untuk saling memiliki kompetensi tertinggi.  Orang yang sudah ahli tidak boleh pelit ilmu atau keahlian, ia harus menularkan keahliannya kepada teman-temannya atau masyarakatnya, sehingga tercipta standar kompetensi yang sama didalam masyarakat atau bila disebuah perusahaan diantara karyawan.

Seorang pemimpin disebuah lembaga, apalagi bila ia seorang pimpinan perusahaan, perlu untuk melatih orang-orang yang dipimpinnya agar memiliki keterampilan tertinggi sesuai bidang kerjanya, dengan cara memanggil profesional atau ahli dibdangnya atau orang-orang yang dipimpinnya dikursuskan dilembaga yang memang melatih sesuai bidang sang karyawan.  Sehingga, semua orang yang dipimpinnya memiliki keahlian yang dibutuhkan sesuai pekerjaan dan kebutuhan karyawannya.

Didalam masyarakat, standar keahlian yang dimiliki setiap anggota masyarakat akan membuat masyarakat menjadi lebih maju.  Masyarakat yang maju memiliki daya tahan tinggi terhadap perubahan-perubahan dan lebih cepat beradaptasi dengan perubahan tersebut.  Bahkan, bisa mengubah tantangan, ancaman  menjadi peluang   yang menguntungkan.

Dalam sebuah perusahaan, bila setiap karyawan memiliki keahlian dibidangnya, akan membuat lebih cepat mengerjakan tugasnya, dan bila setiap orang karyawan dapat bekerja optimal maka perusahaan juga dapat melaju lebih cepat dari kompetitor.

Konsep silih asih, mengandung makna saling menyayangi. Antar anggota saling menyayangi, antar pemimpin dengan yang dipimpin  saling menyayangi.  Menyayangi berarti saling tolong menolong, saling bergotong royong.  Menyayangi berarti saling menghargai, saling melindungi, saling menjaga harkat dan martabat, saling bersikap adil dan jujur, saling menjaga solidaritas kelompok sehingga ikatan kelompok menjadi kuat dan makin kuat. 
Kekuatan kelompok inilah yang menjadi kekuatan bersama dan bisa digunakan untuk memajukan setiap orang yang ada didalamnya  sehingga walaupun terjadi pergantian generasi kekuatan dan keseimbangan tetap terjaga.  Kelompok tetap lestari dan terus berkembang.
Silihasuh mengandung makna melindungi, memantau , mengawasi  agar tidak menyimpang, memberikan bantuan untuk agar yang dilindunginya tumbuh sesuai harapan, dapat berkembang secara wajar, terarah, terprogram. Tidak dibiarkan tumbuh liar. Tidak akan dilepas bila belum mandiri . Dilepas bila telah siap 100% untuk lepas dan terbang kepuncak kemakmurannya.
Demikian model kepemimpinan egaliter silih asah, silih  asih, silih asuh dalam masyarakat Sunda.


Leadership impian

 Siapakan yang pantas menjadi leader impian ? bagaimana standar menjadi leader impian ? Apakah anda bisa menjadi leader impian ?