Rabu, 23 Maret 2016

Global Leadership : Penyebab konflik


Penyebab konflik Secara sosiologis konflik didefinisikan sebagai proses sosial yang yang saling menghancurkan antara dua individu atau antar dua kelompok. Tiap kelompok ingin menang dan sebaliknya mereka ingin saingannya kalah kalau perlu hingga tidak bisa hidup dan bersaing lagi. 

Dalam konflik, setiap pihak menggunakan berbagai sumber kekuatannya untuk memenangkan persaingan. Mereka mempertaruhkan apapun yang bisa digunakan untuk memenangkan konflik . Kemenangan menjadi tolak ukur kesuksesan, sebaliknya kekalahan menjadi tolak ukur kegagalan dan ketakberdayaan serta kehinaan. 
Dalam sejarah ketika melihat semua sumber daya manusia, semua sumber daya teknologi, sumber daya alam, semua hasil pemikiran strategis digunakan untuk meraih keunggulan pribadi atau kelompoknya ditengah kehancuran lawan. 
Dalam konflik, unsur emosi manusia dan hawa nafsu memainkan peran psikologis untuk membangun ego, membangun keberlangsungan konflik, membangun solidaritas terhadap kawan dan membangun kesadaran out group terhadap musuh. Emosi dan hawa nafsu seperti pedang tajam yang bila tak terkendali dapat menebas apapun yang ada didepannya.
Konflik dapat terjadi , karena : 
1. Persaingan terhadap sumber-sumber kekayaan. Sifat serakah manusia membuat manusia menjadi makhluk yang paling serakah terhadap makhluk-makhluk Tuhan lainnya. Manusia tak puas dengan hanya makan dan minum secukup kebutuhan perutnya. Tetapi, ia tak puas bila jaminan hidupnya terhadap kebutuhan perutnya terpenuhi. Ia akan terus menambah- menambah kekayaan agar dengan kekayaan yang luar biasa banyak bisa memenuhi semua nafsu hidupnya. Semua khayal-khayalannya. Ia ingin apa yang ia inginkan terwujud dalam waktu yang relatif sesingkat-singkatnya. Tak perlu lama, karena ia Raja dunia yang minta segera terlayani. Karena itu, ia tak butuh kekayaan yang sedikit dan sesaat. Ia butuh kekayaan yang bisa berguna sepanjang hayatnya. Ia butuh kekayaan yang membuatnya menjadi elit sosial. Ia butuh semua kekayaan dari seluruh penjuru dunia ada dalam gengamannya dan bisa digunakan kapan saja ia butuhkan. 
2. Persaingan karena cinta . Cerita konflik manusia dibuka melalui cerita kecintaan terhadap kecantikan wanita adik Qabil yang jelita dan ingin dikawini oleh Qabil tetapi ia sudah dijodohkan untuk kawin dengan adik lelakinya Habil sehingga menurut Qabil ia lah yang seharusnya berhak dan dibunuhlah Habil oleh kakaknya yang bernama Qabil bin Adam as. Wanita bagian dari kekayaan alam yang luar biasa. 
3. Perbedaan ideologis. Manusia adalah makhluk berfikir. Cogito ergo sum. Saya berfikir saya ada. Kemampuan berfikirnya membuat menusia mendesain pola hidupnya, mendesain target-target hidupny. Ia membangun ideal-ideal dalam pikirannya. Ia menyebarluaskan berbagai konsep pemikiran ideal menurutnya. Ia ingin semua orang mengikuti apa yang ia anggap ideal. Seperti nyang dilakukan Karl Marx, Mao Tse Tung, George Washington, Abraham Lincoln dll Namun, seorang manusia tidak hidup sendiri. Ia hidup bersama puluhan, ratusan, ribuan, jutaan manusia lainnya. Dan diantara manusia banyak yang berbeda dunia ideal satu dengan lainnya. Karena itu dalam kehidupan sosial terjadi perbedaan nilai dan norma sosial yang kemudian berubah menjadi konflik ideologis
4. Ketergantungan pekerjaan. Manusia kerap tak menyadari bila ia tergantung dengan hasil kerja manusia lainnya. Egonya yang luar biasa membuatnya tak bisa memahami peran manusia lainnya dalam kehidupan sosial. Ia ingin ia lah yang lebih dahulu. Ia ingin orang lain memenuhi kebutuhan dirinyanya terlebih dahulu. Tetapi manusia lain berpandangan serupa dengannya hingga terjadi saling menyalahkan dan konflik tak bisa dihindari. 
5. Kekaburan tugas. Dalam sebuah organisasi tidak jelasnya job description membuat orang bingung batas pekerrjaannya. Hingga terjadi rebutan pekerjaan atau terjadi saling mengandalkan yang akhirnya terjadi saling membiarkan. Ketika terjadi saling membiarkan muncul saling menyalahkan dan konflik bisa terjadi ketika keduanya tak dapat menahan emosi. 
6. Problem status. Manusia yang memiliki status dihadapkan pada suatu situasi dimana ia ingin ideal tetapi kenyataan sosial ia dihadapkan pada kondisi yang rusak. Sementara memperbaiki kerusakan teramat sulit. Konflik psikologis terjadi dalam dirinya. Ia melawan kerusakan sosial berarti ia bermusuhan dengan banyak orang-orang rusak dan perusak. Ia diam ia terbawa dalam arus kerusakan. Ketidak mampuan mengontrol diri menyebabkan konflik meluar keluar dirinya. 
7. Rintangan komunikasi. Perbedaan kualitas diri didalam masyarakat menyebabkan terjadinya rintangan komunikasi. Bahasa yang disampaikan tidak dimengerti audiens yang dimaksud. Rintangan komunikasi yang tak teratasi menimbulkan mispersepsi. Munculnya mispersepsi memunculkan kesalahpahaman antar orang, antar kelompok, antar masyarakat, antar lapisan sosial, yang memancing lahirnya ego sentris masing-masing 
8. Perbedaan sifat individu. Setiap individu lahir unik. Satu dengan lainnya berbeda secara fisik dan kepribadian dan kualitas. Perbedaan sifat yang dibarengi perbedaan kualitas dan kepribadian mendorong lahirnya konflik pribadi dan konflik ideologis serta konflik sosial.

Tidak ada komentar:

Leadership impian

 Siapakan yang pantas menjadi leader impian ? bagaimana standar menjadi leader impian ? Apakah anda bisa menjadi leader impian ?