Kamis, 29 Januari 2015

LEADERSHIP NABI MUHAMMAD SAW

Dari biografi hidup Nabi Muhammad saw terdapat beberapa pelajaran yang dapat kita ambil bagimana seharusnya menjadi pemimpin .  Karena siapapun pada prinsipnya dapat menjadi pemimpin (leadership ) , asal memiliki beberapa prinsip dasar , yaitu :
1.      Kesholehan pribadi yang luar biasa, kesholehan pribadi nabi Muhammad saw  terungkap melalui banyak hadist-hadist.  Kesaksian para sahabat mekin memperkuat .  Alqur”an banyak memposisikan status luar biasa Nabi Muhammad saw. , bukan saja menunjukkan ketaqwaan kepada Allah sang Pencipta, tetapi, untuk menghadirkan diri ke orang-orang yang dipimpinnya dengan sebuah karakter luhur, ketaatan terhadap aturan hokum sang pencipta, sekaligus membangun ketenangan batin ummat pada orang-orang yang dipimpinnya.
2.      Kesabaran, sikap sabar bukan berarti selalu menunggu, tetapi sikap tenang sambil mempelajari permasalahan secara detail hingga terbentuk peta permaslahan dan menemukan langkah-langkah cerdas untuk keluar dari permaslahan.  Seorang pemimpin yang hebat bukan seorang dengan karakter meledak-ledak dan memutuskan masalah dan penyelesaiannya secara cepat tanpa memperhitungkan resiko terburuknya.
3.      Kesederhanaan, pemimpin yang hebat bukanlah pemimpin dengan balutan kemewahan dengan kemisikinan orang-orang yang dipimpinnya.  Pemimpin hebat bukan pemimpin yang memperkaya diri, tetapi pemimpin yang bisa memperkaya orang banyak.  Seorang pemimpin vboleh kaya tetapi kekayaannya tidak perlu diperlihatkan kesemua orang yang dipimpinnya.  Tampilan sederhana akan membuat orang lebih mudah berkomnunikasi dan kagum.
4.      Menghormati dan menghargai orang lain, sikap ini sangat penting. Menghormati orang lain berarti orang lain juga akan menghormati dirinya. Kebesaran dirinya dimata orang akan sebanding ketika dia penuh respek kepada orang lain.  Siapapun manusia tidak akan mau direndahkan derajatnya, kalaupun terjadi, ia hanya tunduk sementara, setelah itu rasa hormatnya akan hilang terhadap orang yang merendahkannya.  Semua potensi dan kapasitas yang dimilikinya tidak akan dikeluarkan untuk membantu orang yang merendahkan derajatnya. Dan buruhnya ia dapat melakukan sabotase untuk menggalkan kesuksesan pemimpinnya ia tak menghormati dan menghargainya.
5.      Jaringan sosial, dalam banyak biografi sejarah seorang pemimpin yang hebat sampai akhir hayatnya adalah seseorang yang memiliki jaringan komunikasi sosial yang luas.  Ia menciptakan hubungan yang luar biasa dengan banyak orang dibanyak tempat dan menghasilkan kerjasama hebat dan kesan hebat dimana-mana.  Ia menciptakan banyak manfaat bagi orang banyak, tanpa dirinya merasa kehabisan.
6.      Kecakapan membaca masalah dan kecakapan memecahkan masalah.  Pemimpin yang hebat tentu memiliki visi dan misi yang hebat.  Tetapi visi dan misi yang hebat harus melihat kenyataan yang ada dilapangan.  Karena itu, pemimpin yang hebat harus pandai membaca masalah-masalah yang terjadi setiap tingkatan manajerial dan teknis, tetapi ia juga harus cakap dalam memecahkan masalah sesuai tingkatan teknis dan menejerialnya. Kemampuan memahami masalah teknis dilapangan sangat membantunya membangun visi besarnya sekaligus memberikan keyakinan kepada orang-orang yang dipimpinnya,
7.      Memiliki banyak inisiatif dan berani melakukan perubahan.  Pemimpin hebat tentu memiliki banyak inisiatif.  Ia tidak mati kutu ditengah kebingungan orang-orang yang dipimpinnya.  Justru, berani melakukan terobosan ketika semua bingung dan membosankan.  Ia maju dengan ide dan inisiatif yang lebih maju, lebih efektif, lebih kena sesuai zamannya.  Ia berani melakukan  perubahan untuk menciptakan kebaruan yang mendorong institusi yang dipimpinnya melesat cepat meninggalkan pesaing.
8.      Update informasi.  Pemimpin yang hebat adalah pemimpin yang selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya .  Bukan saja harus mengupgrade teori-teori kepemimpinan, teori-teori manajemen, teknologi terbaru, pergerakan rupiah, strategi competitor, tetapi juga ia harus mengupdate informasi apapun yang terkait bisnis, perusahaan, lembaga dan orang-orang yang dipimpinnya.  Mengetahui kekuatan musuh diluar sangat bagus, tetapi, mengetahui kekuatan dan kelemahan diri dan orang atau institusi yang dipimpinnya jauh lebih penting.  Update informasi internal ini penting untuk menyusun strategi menghadafi competitor dan melakukan transformasi  sesuai kebutuhan yang seharusnya.
Sebenarnya masih banyak sisi dari biografi Nabi Muhammad saw, yang bisa dipelajari siapapun untuk menjadi pemimpin. Semoga menambah wawasan .



Selasa, 27 Januari 2015

CHARLIE HEBDO, ISIS DAN HUMANISME

Koran berbahasa Perancis,Charlie hebdo menjadi terkenal dinegara-negara Islam , bukan karena kualitas analisis isi beritanya, tetapi karena dua hal, pertama, serangan terhadap kantor redaksinya yang menewaskan 12 orang, kedua, lebih karena mengambil sikap berseberangan dengan pihak pendukung korban satirenya.
Menampilkan kartun Nabi Muhammad SAW, yang pernah dimuat sebuah majalah di Denmark dengan alasan “ kebebasan berekpresi “ menjadi dasar pemunculan kartun tersebut. masyarakat liberal dan sekuler hal tersebut bukan hal yang tabu, tetapi, di Timur Tengah, Asia Selatan, Asia Tenggara dan Afrika Utara,  tidak saja ditentang tetapi menyulut kemarahan ummat Islam. Kemarahan ini didasarkan bahwa penggambaran sosok nabi Muhammad secara visual sangat dilarang oleh para Ulama dan kaum mu’min karena dapat memberikan persepsi dan konsepsi yang salah tentang Nabi Muhammad saw.
Di Perancis, Charlie Hebdo dikenal sebagai Koran satire, yang kerap menyindir siapapun dengan karikatur atau dengan kalimat-kalimat tendensius, termasuk Paus, pimpinan ummat Kristen.  Penggunaan kalimat-kalimat dengan nada tertentu menjadi kekuatan, sebuah sikap kritis terhadap sesuatu yang berbeda, yang harus diluruskan menurut pola pikir redaksi Charlie Hebdo. 
Tetapi disisi lain, orang atau kelompok yang dikritik atau dijadikan figure tertentu menjadi "terlihat bodoh", sangat terhina, mendapat stigma negatif,  berada dalam posisi yang buruk.  Dan secara mental, kalimat tendensius tersebut menghancurkan dan kredibilitas targetnya dan bagi sipengkritik, khususnya, dewan redaksi Charlie Hebdo,  ia mungkin mencapai kepuasan batin dari hasil “ kebebasan berekpresinya”. 
Charlie Hebdo merasa benar dengan keyakinan ‘ ideology kebebasan berekspresinya.  Apa saja yang dianggap harus dikritik maka dibuatkanlah kalimat satirenya.  Bagi, masyarakat Eropa yang sudah sangat liberal, individualis dan sekuler, terasa biasa saja. Kalimat-kalimat Satire yang diungkap bukan sebuah masalah.
Tetapi, di bagi warga di  Afrika Utara, Timur Tengah, Asia Selatan, apalagi Asia Tenggara yang bonus sarjana muslimnya terus bertambah, dengan system nilai dan norma yang berbeda, sudut pandang berbeda dan dari mana mulai memandang, menampilkan sikap dan reaksi yang berbeda. Mereka marah, mereka merasa terhina, mereka merasa apa yang mereka anggap sangat sempurna, kualitas diri diatas standar moral masyarakat Eropa, ditulis, digambarkan dan distandarkan lemah sekali dibanding manusia lain dibumi/

Kemarahan ini pertama disebabkan cara pandang ummat Islam terhadap Nabi Muhammad, berbeda dengan cara pandang orang Eropa terhadap yang mereka anggap sebagai Nabi.  Ummat Islam sangat luar biasa menghargai Nabi Muhammad, baik sebagai pribadi maupun sebagai seorang Nabi dan Rasul.  Tetapi, apa arti seorang Nabi dan Rasul bagi individu-individu atau kelompok – kelompok sekuler di Eropa, khususnya Perancis.  Maka, perspektif humanistic dan historisnya jauh berbeda.
Nama Nabi Muhammad saw selalu disebut-sebut dalam setiap sholat maupun dalam kegiatan-kegiatan keagamaan , bahkan ketika seorang ummat dalam kesendirian membacakan Sholawat menjadi sebuah momen religious yang menenangkan hatinya dan mendekatkan dirinya kepada Allah swt, Sang Pencipta.
Kedua, ummat Islam memandang Nabi Muhammad Saw dengan etika. Sangat tidak sopan seorang Nabi, penyampai dan penjelas firman Tuhan, Alqur’an, disindir dengan kalimat yang menyakitkan hati. Atau divisualkan oleh karakter yang bukan sehebat standar Rasul .  
Dalam tradisi orang Sunda atau orang Jawa, jangankan Nabi yang berada dalam tingkat kesalehan tinggi dalam pandangan Allah swt. Orangtua saja, ayah atau ibunya tidak boleh dibantah dengan nada suara yang lebih tinggi.  Tidak boleh digambarkan dalam konteks yang negative.
Nabi Muhammad saw sendiri, dalam sebuah hadistnya, meminta kepada kaum muslimin untuk merendahkan suaranya ketika berbicara dengan orangtuanya.  Bila di dunia barat, seorang anak dapat memanggil Bapak atau ibunya dengan nama aslinya, didunia islam, di Indonesia khusunya,hal tersebut sebagai perilaku sangat tidak sopan dan tidak beretika.  Karena itu, ketika dua orang muslim bertemu, mereka diharuskan mengucapkan salam dalam bentuk pernyataan “ semoga keselamatan dan keberkahan dilimpahkan Allah kepadamu “, dan lawan bicaranya menjawab salam kembali.  Sangat humanistic, cerdas  tetapi juga sangat religious . Dalam posisi ini, sangat dianjurkan untuk bersikap rasional tetapi etika tetap digunakan.
Dalam sekolah-sekolah Islam di Indonesia, dilarang menjelek-jelekan seorang Nabi, semua Nabi yang terdapat dan disebut-sebut dalam Alqur’an, wajib dihormati.  Mereka , individu-individu pilihan Tuhan, mereka orang-orang berkualitas . Menyampaikan salam untuk ruh mereka  sangat dianjurkan.
Disisi lain, ISIS dikenal sebagai kelompok bersenjata paling berbahaya dari wilayah Irak dan Syuriah dan berusaha membangun sebuah Negara berbasis ajaran Islam, yang berbeda dengan pemerintahan Irak yang didominasi aliran Islam Syiah atau pemerintahan Assaad yang berbasis ideology  sosialisme Arab .
ISIS yang lahir dalam kekejaman tentara pendudukan Amerika, dan dominasi politik kaum Syiah, dalam mencapai tujuan menggunakan kekerasan, mengerahkan segala kekuatan militer untuk menghancurkan lawan-lawan politiknya, termasuk cara menyandera dan meminta tebusan, membunuh lawan-lawan politik sekulernya, serta memvideokan hukuman mati dengan senjata tajam.
Cara keras yang ditempuh ISIS , tidak saja membuat rejim pemerintahan Assaad di Suriah marah tetapi juga menggunakan cara yang sangat keras untuk memusnahkan ISIS dari bumi Suriah.  Pemerintahan Irak yang didominasi kaum Syiah juga mengerahkan segala kekuatan militer termasuk memobilisasi para militer untuk bertempur menghadapi ISIS yang sangat beringas, keras , mematikan  dan anti Syiah.
Tentu saja penggunaan kekerasan terhadap warga sipil sangat tidak dianjurkan dan terlarang.  Nabi Muhammad saw meminta kepada panglima perangnya untuk tidak membunuh orang-orang tua, perempuan, anak-anak atau pohon-pohon dari kebun musuh atau tentara musuh yang sudah menyerah.
Penggunaan kekerasan yang membabi buta dan melanggar etika, serta merusak peradaban sangat tidak dibenarkan dalam Islam, sebaliknya, sangat dianjurkan untuk saling mengenal, membangun silaturahmi, membangun kerjasama, saling mengingatkan agar hidup sesuai dengan nilai dan norma dari Tuhan Pencipta Alam Semesta  dan Yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang tidak diketahui manusia  .
Menyindir dan menghina orang atau ajaran agama seseorang dengan menggunakan kata-kata, walau atas nama kebebasan berekspresi, tidak saja tidak menunjukkan etika dan logika yang cerdas  ; tidak menunjukkan toleransi, tetapi juga tidak memuliakan dan mengangkat derajat ummat manusia.
Padahal, hanya manusia yang bisa memuliakan kemanusian seorang manusia lainnya.  dan sikap yang tidak cerdas ini sangat membahayakan peradaban ummat manusia.  Menyampaikan suatu pendapat suatu keharusan bagi manusia modern, tetapi, cara menyampaikan pendapat haruslah rasional ,humanistic, dengan tata cara yang benar.  Dan yang lebih istimewa, seberapa mendalam  memahami kepribadian, kualitas diri , dan proyeksi pemikiran yang dikandung dari orang yang anda kritik. Seberapa istimewa diri kita disbanding dengan orang yang kita kritik.
Karena itu, dapat disimpulkan, kekerasan apakah dalam bentuk kata-kata, gambar atau penggunaan senjata, haruslah ditinggalkan  agar peradaban ummat manusia mencapai puncak kemakmuran dan pencerahan yang tiada henti dan dapat dinikmati bersama.

 Sumber Pustaka :
www.republika.co.id
www.kompas.com

Jumat, 23 Januari 2015

Memaknai Maulid Nabi Muhammad Saw ?

Latar belakang  sejarah:
Jazirah Arab pra Islam digambarkan dalam buku-buku sejarah sebagai bangsa yang sangat tradisional,  maskulin, bodoh,   polytheistic, tersekat dalam pertarungan antar kabilah yang tak berkesudahan ditengah kondisi alam yang gersang.
Namun, ditengah padang pasir jazirah Arab, banyak temukan oase oase  yang menyegarkan  para pengembara yang kehausan.  Dan ditengah kegersangan alam jazirah Arab terdapat oase system sosial politik, ekonomi bahkan  religious masyarakat jazirah Arabia, yaitu  kota   Mekkah yang dapat menjadi sumber pembelajaran bagi ummat Islam Indonesia.
Mekkah  diperintah dengan system politik  feodal yang dipimpin Bani Hasyim.  Dengan system sosial berdasar persaudaraan kabilah, dan system ekonomi  perdagangan dengan tenaga kerja berbasis perbudakan menjadikan Mekkah sebagai  kota  perdagangan transit yang ramai.  Namun, kehidupan  religi masyarakatnya sangat  polytheistik.
Kebobrokan system sosial, politik dan ekonomi serta religinya menjadikan dasar diturunkan dan diangkatnya seorang Nabi dari kalangan mereka, Muhammad saw, untuk membangun masyarakat lurus dijalan Allah dan pelembagaan nilai dan norma Allah swt kedalam kehidupan masyarakat Arab jahiliyah untuk selanjutnya menyebar keseluruh penjuru dunia, hingga hari akhir.

Nabi Muhammad saw mentransformasikan system sosial, ekonomi, politik dan religi masyarakat Jazirah Arabia kedalam masyarakat baru yang islami, bertauhid, dengan system sosial egaliter dan system politik yang  berbasis kesalehan, persaudaraan iman, pengalaman, dan dukungan ummat .
Ketika Nabi Muhammad saw , menyatakan tujuannya untuk memuliakan manusia, maka sebuah transformasi berfikir, transformasi sosial, transformasi keimanan , transformasi system sosial politik, ekonomi, cultural sedang diproyeksikan kedalam pola hidup manusia.
Turunnya ayat-ayat Alqur’an selama masa keNabian dan memberikan petunjuk, pelajaran, peringatan kabar gembira, sehingga memecahkan permasalahan yang dihadapi manusia, membentuk dan  memperkuat sisi kemanusiaan manusia sebagai   mahkluk fisik yang terpengaruh hokum alam dan sosial dan makhluk roh yang secara kodrati harus kembali ke Illahi pencipta alam semesta,
Transformasi Kenabian :
Dari sisi bangsa Arab pada waktu itu, transformasi ini sangat penting, karena  dunia Arab dihadapkan pada dua kebudayaan kuat, yaitu kebudayaan Romawi yang bercorak nasrani dan Persia yang berbasis majusi dan dikejauhan budaya India  dengan kultur Hindu yang kuat  serta peradaban  China  yang berbasis budhisme yang siap dengan gerakan ekspansinya.
Hubungan- hubungan sosial yang dirintis para pedagang lintas pdang pasir, lintas samudra dan lintas benua menumbuhkan pertemuan budaya ,walau terkadang memunculkan benturan budaya, stereotife, stigma, chauvinism, etnosentrisme yang memunculkan sekat bahkan konflik berdarah.
Transformasi dari nilai-nilai Arab Jahiliyah ke Arab Islam berbasis Alqur’an dan Sunnah Nabi, memberi energy baru pada semua komponen dari system kehidupan bangsa Arab, bahkan dunia.  Memberi perspektif baru dalam melihat dan merealitas dialam semesta, yang benar, lurus, adil berbasis ketundukan kepada Maha Pencipta Alam Semesta, ALLAH swt.
Nilai – nilai Islam yang ditawarkan Nabi Muhammad saw bersumber dari Al Quran dan AlQur’an di ciptakan oleh Allah swt, sebagai petunjuk kejalan lurus, sebagai pelajaran, sebagai peringatan, sebagai suatu system yang mentransformasikan pemeluknya kedalam masyarakat global yang pluralis tetapi  berTauhid, lurus meng –esa-kan Allah swt , lurus didalam mentaati system nilai dan norma Allah swt.
Karena itu, Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW, mentransformasikan pola hidup yang tradisional, jahiliyah dengan system nilai dan norma yang despotik kedalam system  islam dengan nilai dan normanya yang rasional, humanis, memuliakan manusia, adil dan berdimensi cerdas untuk kehidupan didunia dan akherat sesuai versi kehidupan sang Pencipta, Alllah swt .
Di Era globalisasi kini , globalisasi banyak memberi keuntungan berupa kemudahan komunikasi dan transfortasi yang  memungkinkan terjadinya mobilitas manusia , informasi dan barang dalam jumlah yang massif, sehingga   memunculkan gelombang pembangunan dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat diberbagai belahan pelosok  dunia.
Namun, pola berfikir yang tidak cerdas dalam memahami makna perubahan sosial, politik, ekonomi, teknologi, serta kebudayaan system nilai dan norma yang berkembang akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi  telah menciptakan pola hidup yang salah , pola berfikir yang salah dan menjadi penyakit masyarakat modern yang sulit diperbaiki. Gaya hidup konsumtif, hedonistic,  free sex dan gaya hidup materialistic , alkoholik, sekuleristik , egoistic, liberalistik serta multikulturalismenya seakan akan menjadi trend zaman yang tak berkesudahan dengan pelaku yang terus bertambah menjadi deskripsi kehidupan manusia modern.
Bila nabi Muhammad berhadapan dengan kaum jahiliyah yang menpertahankan hegemoni politik , ekonomi, sosialnya atau tradisi nenek moyangnya, era modern kini, ummat Islam yang lurus dijalan Allah swt berhadapan dengan Kelompok neoliberalis ini berusaha menghancurkan system nilai dan norma islami, menghancurkan kearipan local (local wisdom ) dan kearifan nasional suatu bangsa dan berusaha membangunan tatanan sosial yang sangat liberalistic  , egoistic, atheistic .
 Kaum liberalis, meracuni masyarakat secara massif melalui berbagai level  dan bidang kehidupan masyarakat  dengan kemasan  yang sangat menarik melalui media TV, Radio, Internet dan acara-acara live, pagi, siang, sore dan malam hari.  
Kecerdasaran yang sangat merusak yang mereka bangun,  tidak disadari oleh kebanyakan  ummat Islam, baik  oleh yang tergolong generasi tua  maupun generasi muda Islam.  Dampak terburuknya, banyak generasi muda islam yang tidak saja lupa terhadap berbagai kearifan local, tetapi juga lupa kearifan yang dibentuk oleh ide dan praxis  serta proyeksi model hidup Al Qur’an yang disampaikan oleh para orang tua, para ustadz, guru,  kyai, ulama-ulama besar dan kaum intelektual islam lainnya. 
Dan yang lebih parah, banyak orang mengaku  Islam secara tidak sadar atau sadar , yang menjadi penggerak , pengemas, dan pelaku penghancuran pola pikir dan pola perilaku generasi muda islam yang berbasis nilai dan norma Alqur’an  tersebut.
Karena itu, Maulid nabi kini harus ditransformasikan kedalam perlawanan terhadap pola hidup  sekuler,  materialistic, atheistik  selama ini memang massif, kekembali system nilai dan norma Alqur”an melalui pola hidup yang sesuai dan lurus dengan nilai dan norma Alquran, seraya terus mensosialisasikan  dan melembagakan nilai-nilai dan norma- norma Alqur’an kedalam berbagai lembaga masyarakat maupun pemerintahan.
Tantangan
Selama ini , proses transformasi kenilai-nilai Islam  hanya dilakukan oleh segelintir ummat, orang-orang islam yang sadar akan ajaran agamanya dan kritis terhadap berbagai pemikiran diluar islam, tetapi mereka belum mampu membangunnya kedalam system kemasyarakatan, kedalam system pemerintahan, yaitu dimana nilai dan norma Alqur’an terlembaga kedalam konstitusi, undang-undang, peraturan dll.
Memang disamping kondisi masyarakat yang plural, pembangunan kader-kader pemimpin umat diberbagai bidang kehidupan juga menjadi kendala, belum tegak dan melembaganya  nilai dan norma islam, menunjukkan kreativitas kemasan yang tidak menarik , inovasi  kemasan yang terbatas , serta kekurang mampuan memahami segmen  masyarakat ,  kaderisasi kepemimpinan ummat yang terlambat dan political will para elit  islam yang belum berjalan maksimal.
Dampak lanjutannya , ummat seperti tak mampu untuk  menolak pelukan sekulerisme, liberalism , atheism yang ditampilkan dalam kemasan akademis maupun dalam kemasan media sosial, opini-opini media massa sekuler maupun tayangan cultural yang dikemas demikian apik oleh para pendukungnya.
Yang paling parah , ketika para pemimpin dan pemikir ummat, tidak mampu membaca design ideologis, disains cultural, dan manajemennya baik kedalam system politik, system ekonomi, system budaya, system sosial, system pendidikan yang dikembangkan para pendukung ideology sekuler, atheis dan liberalistic.
Karena itu, kita memaknai maulid Nabi Muhammad sebagai proses kembali ke Islam, kembali ke Al Qur’an,  kembali ke system nilai dan norma Allah swt.  Pada akhirnya menjadi tugas semua muslim yang mumin, untuk mensosialisasikan, mengajarkan, memberi tauladan dan mencerdaskan ummat,  hingga ummat islam menjadi lebih taqwa dan cerdas, konsisten dengan nilai dan norma Islam, disisi lain  mampu menihilkan gelombang arus sekulerisme, materialism, budaya liberalis atheistic  dalam berbagai bentuk, bidang dan segmennya,  yang datang dari berbagai pendukung setianya. Sehingga, Negara dan masyarakat Indonesia yang cerdas, sholeh, sejahtera dapat diwujudkan.

Sumber Pustaka  :
1. Ridwan Asy Syirbaany.  Membentuk pribadi lebih Islami.  Jakarta : PT Inti media Cipta nusantara,  no. ISBN 979-97290-0-9
2. Margaret m Paloma.  Sosiologi Kontemporer.  Jakarta : Raja Grafindo Persada. 1999.

3. Karen Amstrong.  Muhammad Sang Nabi.  Surabaya: Risalah Gusti, 2001.Maulid Nabi Muhammad saw

Selasa, 20 Januari 2015

HISTORIOGRAFI dan PENGAJARAN SEJARAH LOKAL

Manusia memiliki kecenderungan untuk lebih tertarik pada berbagai hal yang berkait , dekat atau pernah menjadi bagian dari latar belakang, identitas, ketertarikan dan tujuan hidupnya.  Kecenderungan alami ini termasuk juga dalam konteks pengajaran sejarah.  Seorang individu akan lebih tertarik pada sejarah dirinya, sejarah keluarga besarnya, sejarah masyarakatnya, sejarah nenekmoyangnya, atau sejarah organisasinya, bahkan sejarah bangsa dan negaranya.

Kesadaran terhadap sejarah yang terkait dirinya memberi  nuansa kejiwaan tentang ada dirinya dalam realitas social historis masyarakatnya.  Ada nuansa romantic klasik yang memberi  kepuasaan batin, memicu dan membangkitkan lahirnya  peran historis dirinya  dalam alam pikiran dan batinnya, yang memberi pencerahan dan perspektif pemikiran kemasa kini dan mendatang.  Memberi bekal baru untuk menghadapi realitas kekinian sosial historisnya  yang berpadu dengan realitas masyarakat bangsa dan negaranya.

Sejarah local dapat mengungkap berbagai kecerdasan local dari suatu masyarakat sesuai tantangan zamannya.  Yang bila ditulis tuntas, ia mendeskripsikankecerdasan dan  keluasan wawasan dalam membangun nilai- norma,struktur – struktur social, pranata- pranatanya ,  peralatan dan karya seni yang cerdas dari suatu masyarakat local dalam beradapatasi dengan berbagai tantangan hidup yang berkembang dalam masyarakat dan lingkungannya.

Dalam konteks sejarah nasional Indonesia modern, berdirinya NKRI tak lepas dari kontribusi daerah-daerah dalam membentuk kekayaan intelektual dan cultural  dan pengalaman berfikir tokoh-tokoh daerah, yang kemudian dikemas para tokoh daerah tersebut kedalam kemasan nasionlisme Indonesia dalam bingkai NKRI untuk kemudian disumbangkan kedalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bahkan kedalam masyarakat  global.

Apalagi sejarah nasional bersifat elastic, bisa bicara tentang suatu desa, kecamatan, kabupaten, tempat tinggal, suatu daerah atau suatu suku bangsa. Namun, dengan  terbentuknya sejarah local diberbagai daerah akan menciptakan mozaik warna warni sejarah nasional  .

Karena itu,  riset sejarah local diperlukan untuk mengungkap mozaik sejarah yang belum terbentuk diberbagai daerah  dan dapat memberi sumbangan terhadap pembangunan sejarah nasional yang lebih lengkap, yang selama ini masih- samar.  Hadirnya sejarah local  disetiap daerah akan membentuk benang merah antara sejarah daerah dengan sejarah nasional .
  
Dalam konteks diatas,  sejarah nasional merupakan kerucut puncak dari sejarah local.  Hal ini didasarkan, para elit Indonesia banyak berlatar belakang putra daerah dan mereka memahami khazanah pemikiran dan kultur daerah, dimana pemahamannya terhadap cultur, struktur, ideology dan kompetensi local membentuk kekayaan alam pikiran dirinya, dan dirinya menjadi cermin  kekayaan  sejarah daerah untuk memberi fondasi pada bangun sejarah nasional.

Pada bagian lain, penulisan sejarah lokal,  menjadi wadah penting untuk inventarisasi  berbagai kekayaan intelektual nenek moyang , sebagai  asset strategis yang bisa dijadikan rujukan dalam mengambil  keputusan- keputusan bermasyarakat yang kini terus berubah ,  apalagi bila  dikaitkan  dengan kebutuhan akan norma dan nilai- nilai serta standar system hidup dimasa mendatang,

Hasil penulisan sejarah local yang telah teruji secara ilmiah ini yang harus diajarkan diberbagai lembaga pendidikan, sehingga, para putra daerah lebih mengenal sejarah daerahnya, ;lebih mengenal identitas masa lalu masyarakatnya


Pengajaran sejarah local diperlukan untuk memperkenalkan  berbagai peristiwa sejarah dimasa lalu yang terjadi disuatu daerah. Karena berbagai peristiwa yang terjadi disuatu daerah mencerminkan alam berfikir para pelaku sejarah.  Para pelaku sejarah berfikir dengan membawa falsafah hidup , nilai dan norma , adat istiadat, etika serta kecerdasan individualnya maupun kecerdasan kolektif masyarakatnya. 

Pengajaran sejarah local memperkenalkan peserta didik pada realitas masa lalu geografis, demografis, tatanan ekonomi, social,  politik, memperkenalkan dirinya pada system nilai dan norma kearifan- kearifan local, teknologi, seni , kompetensi social dan mekanik , tradisi-tradisi, symbol-simbol, struktur politik, elit politik, ideology dan strategi politik, yang terbentuk dalam masyarakatnya dalam kurun waktu sejarahnya yang panjang.

Disisi lain, pembiayaan untuk pengadaan sumber  sumber belajar  sejarah  local , pelatihan- pelatihan penulisan sejarah local,  dan penyusunan silabus  hingga ke bahan ajar sejarah local,kerap tidak teranggarkan, bahkan tidak terpikirkan baik oleh lembaga sekolah maupun lembaga- lembaga terkait.

Peran sekolah dalam mengungkap dan mengembangkan penulisan sejarah dan pengajaran sejarah local sangat penting dan strategis.  Guru sejarah  figure yang telah mendapatkan  teknik pengajaran dan  teknik penelitian sejarah. Namun, bila lama tidak digunakan kedalam kegiatan rutin, maka, akan terjadi verbalisme saja.  Karena itu, pelatihan historiografi sejarah local sangat diperlukan untuk meningkatkan skill  riset-riset ilmiah sejarah local , bahkan hingga kepenyusunan bahan ajar sejarah local.

Penguasaan teknik penelitian sejarah local, dan risetnya yang kemudian hasil penelitian sejarah lokalnya di konversi kedalam penyusunan sejarah local.  Sehigga para guru sejarah dapat berperan dalam mengungkap berbagai peristiwa sejarah didaerah mereka dan menuliskan secara Ilmiah serta menyebarkannya kepada para siswa maupun dikomunikasikan keberbagai pihak.

Dalam konteks  diatas, Pemerinrtah daerah , melalui dinas pendidikan dan kebudayaan dapat berkerjasama dengan para guru sejarah untuk  melakukan penelitian sejarah ilmiah terhadap  wilayah-wilayah dan kurun waktu tertentu,  yang belum jelas jejak sejarah dan hasil-hasil kesejarahannya, dengan membiayai segala kebutuhan penelitian sejarah yang dilakukan.  Hingga terbentuk sejarah local yang objektif.

Tujuan Pengajaran sejarah lokal
Pengajaran sejarah local dalam konteks keindonesiaan , dapat memberi sumbangan kepeserta didik dalam bentuk memperkenalkan : struktur ekonomi, struktur social, struktur politik,  struktur falsafah pemikiran dengan system nilai dan norma , ideology serta kompetensi  masa lalu dari masyarakat daerahnya,  serta sumbangannya kedalam  sejarah nasional masyarakat Indonesia .

Pengajaran sejarah local , dalam konteks ini, memperkenalkan kedirian para pelajar  dan keIndonesia anya .   Para siswa di beri  pemahaman terhadap sejarah yang terjadi di daerah tersebut  tetapi  juga dikenalkan dengan hasil –hasil kecerdasan dan kearifan local yang diproduksi para leluhur atas upaya pemecahan masalah  kemasyarakatan di daerah mereka, sehingga terbangun pemahaman dan kebanggaan dirinya  terhadap sejarah leluhur  dan budaya masyarakatnya .

Disisi lain,  generasi muda dapat belajar dari kekurangan dan kelebihan generasi leluhurnya yang telah  membentuk sejarah masyarakatnya ,  untuk diperbaiki dan disempurnakan oleh generasi mereka di masa  mereka memiliki peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.

Para siswa  juga diperkenalkan  dengan  berbagai bentuk rangkaian  mozaik  peristiwa – peristiwa  local , yang terbentuk  karena konflik local maupun konflik dipusat yang terbawa ke daerah,  sehingga,  mereka memiliki  pemahaman yang  lebih  jelas  tentang bentuk warna warni  jalinan  peristiwa dalam tiap kurun waktu  yang berbeda, saling terhubung,  dan akhirnya membangun  struktur sejarah nasional.

Pengajaran sejarah local tidak ditujukan untuk membentuk  nasionalisme  local sempit yang melahirkan gerakan separatis, etnosentrisme  dan pemikiran primordial yang akhirnya membentuk tindakan ekstrim dan menciptakan konflik horizontal serta vertical  di masyarakat.  Tetapi untuk  memperlihatkan kecerdasan local dan kearifan local, yang akhirnya dengan perpaduan kecerdasan dan kearifan local dari berbagai daerah membentuk kecerdasan dan kearifan nasional, sehingga terbangun pemahaman sejarah yang lebih utuh dan lengkap  dan menghubungkan generasi  masa kini dengan generasi masa lalu, sambil mematangkan  kecerdasan  dan kearifan generasi  mendatang .


 DAFTAR PUSTAKA
Sayuti, A Suminto, Dr.  H. Prof,  Menuju situasi sadar budaya. Semi Palar : Oktober, 2006
Iswara, M.Q,H.Ir.  Nasionalisme dalam ancaman.  Dunia Essai. Pikiran rakyat Online.
Manfaat penelitian sejarah.  Perpustakaan – online. Blogspot. Com
Jumhari.  Refleksi  Historis, jati diri dan identitas budaya orang Pasemah.  http:///www.bpsnt-padang.info/index.php?option=com-com-conyent&task
Najamudin, lukman et al.  Pembelajaran sejarah local dan pendidikan multicultural.Radar Sukteng. http:/www.radarsulteng.com/berita/index.asp?Berita=Opini&id=39248
Susanto Zuhdi.  Metode Baru Pembelajaran sejarah. http:/www.kompas.com/komas-cetak/0708/28/humaniora/3794955.htm.
Zulfikar Fu’ad.  Menulis Biografi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2008
Umar, A .Muin,Drs. H. Historiografi Islam. Jakarta : Rajawali, 1988

Leadership impian

 Siapakan yang pantas menjadi leader impian ? bagaimana standar menjadi leader impian ? Apakah anda bisa menjadi leader impian ?