Manusia memiliki kecenderungan untuk lebih
tertarik pada berbagai hal yang berkait , dekat atau pernah menjadi bagian dari
latar belakang, identitas, ketertarikan dan tujuan hidupnya. Kecenderungan
alami ini termasuk juga dalam konteks pengajaran sejarah. Seorang
individu akan lebih tertarik pada sejarah dirinya, sejarah keluarga besarnya,
sejarah masyarakatnya, sejarah nenekmoyangnya, atau sejarah organisasinya,
bahkan sejarah bangsa dan negaranya.
Kesadaran terhadap sejarah yang terkait dirinya
memberi nuansa kejiwaan tentang ada dirinya dalam realitas social
historis masyarakatnya. Ada nuansa romantic klasik yang memberi
kepuasaan batin, memicu dan membangkitkan lahirnya peran historis dirinya
dalam alam pikiran dan batinnya, yang memberi pencerahan dan perspektif
pemikiran kemasa kini dan mendatang. Memberi bekal baru untuk menghadapi
realitas kekinian sosial historisnya yang berpadu dengan realitas
masyarakat bangsa dan negaranya.
Sejarah local dapat mengungkap berbagai
kecerdasan local dari suatu masyarakat sesuai tantangan zamannya. Yang
bila ditulis tuntas, ia mendeskripsikankecerdasan dan keluasan wawasan
dalam membangun nilai- norma,struktur – struktur social, pranata- pranatanya ,
peralatan dan karya seni yang cerdas dari suatu masyarakat local dalam
beradapatasi dengan berbagai tantangan hidup yang berkembang dalam masyarakat
dan lingkungannya.
Dalam konteks sejarah nasional Indonesia modern,
berdirinya NKRI tak lepas dari kontribusi daerah-daerah dalam membentuk
kekayaan intelektual dan cultural dan pengalaman berfikir tokoh-tokoh
daerah, yang kemudian dikemas para tokoh daerah tersebut kedalam kemasan
nasionlisme Indonesia dalam bingkai NKRI untuk kemudian disumbangkan kedalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, bahkan kedalam masyarakat global.
Apalagi sejarah nasional bersifat elastic, bisa
bicara tentang suatu desa, kecamatan, kabupaten, tempat tinggal, suatu daerah
atau suatu suku bangsa. Namun, dengan terbentuknya sejarah local
diberbagai daerah akan menciptakan mozaik warna warni sejarah nasional .
Karena itu, riset sejarah local diperlukan
untuk mengungkap mozaik sejarah yang belum terbentuk diberbagai daerah
dan dapat memberi sumbangan terhadap pembangunan sejarah nasional yang lebih
lengkap, yang selama ini masih- samar. Hadirnya sejarah local
disetiap daerah akan membentuk benang merah antara sejarah daerah dengan
sejarah nasional .
Dalam konteks diatas, sejarah nasional
merupakan kerucut puncak dari sejarah local. Hal ini didasarkan, para
elit Indonesia banyak berlatar belakang putra daerah dan mereka memahami
khazanah pemikiran dan kultur daerah, dimana pemahamannya terhadap cultur,
struktur, ideology dan kompetensi local membentuk kekayaan alam pikiran
dirinya, dan dirinya menjadi cermin kekayaan sejarah daerah untuk
memberi fondasi pada bangun sejarah nasional.
Pada bagian lain, penulisan sejarah lokal,
menjadi wadah penting untuk inventarisasi berbagai kekayaan
intelektual nenek moyang , sebagai asset strategis yang bisa dijadikan
rujukan dalam mengambil keputusan- keputusan bermasyarakat yang kini
terus berubah , apalagi bila dikaitkan dengan kebutuhan akan
norma dan nilai- nilai serta standar system hidup dimasa mendatang,
Hasil penulisan sejarah local yang telah teruji
secara ilmiah ini yang harus diajarkan diberbagai lembaga pendidikan, sehingga,
para putra daerah lebih mengenal sejarah daerahnya, ;lebih mengenal identitas
masa lalu masyarakatnya
Pengajaran sejarah local diperlukan untuk
memperkenalkan berbagai peristiwa
sejarah dimasa lalu yang terjadi disuatu daerah. Karena berbagai peristiwa yang
terjadi disuatu daerah mencerminkan alam berfikir para pelaku sejarah. Para pelaku sejarah berfikir dengan membawa
falsafah hidup , nilai dan norma , adat istiadat, etika serta kecerdasan
individualnya maupun kecerdasan kolektif masyarakatnya.
Pengajaran sejarah local memperkenalkan peserta
didik pada realitas masa lalu geografis, demografis, tatanan ekonomi,
social, politik, memperkenalkan dirinya pada system nilai dan norma
kearifan- kearifan local, teknologi, seni , kompetensi social dan mekanik ,
tradisi-tradisi, symbol-simbol, struktur politik, elit politik, ideology dan
strategi politik, yang terbentuk dalam masyarakatnya dalam kurun waktu
sejarahnya yang panjang.
Disisi lain, pembiayaan untuk pengadaan
sumber sumber belajar sejarah local , pelatihan- pelatihan
penulisan sejarah local, dan penyusunan silabus hingga ke bahan
ajar sejarah local,kerap tidak teranggarkan, bahkan tidak terpikirkan baik oleh
lembaga sekolah maupun lembaga- lembaga terkait.
Peran sekolah dalam mengungkap dan mengembangkan
penulisan sejarah dan pengajaran sejarah local sangat penting dan
strategis. Guru sejarah figure yang telah mendapatkan teknik
pengajaran dan teknik penelitian sejarah. Namun, bila lama tidak
digunakan kedalam kegiatan rutin, maka, akan terjadi verbalisme saja.
Karena itu, pelatihan historiografi sejarah local sangat diperlukan untuk meningkatkan
skill riset-riset ilmiah sejarah local , bahkan hingga kepenyusunan bahan
ajar sejarah local.
Penguasaan teknik penelitian sejarah local, dan
risetnya yang kemudian hasil penelitian sejarah lokalnya di konversi kedalam
penyusunan sejarah local. Sehigga para guru sejarah dapat berperan dalam
mengungkap berbagai peristiwa sejarah didaerah mereka dan menuliskan secara
Ilmiah serta menyebarkannya kepada para siswa maupun dikomunikasikan keberbagai
pihak.
Dalam konteks diatas, Pemerinrtah daerah ,
melalui dinas pendidikan dan kebudayaan dapat berkerjasama dengan para guru
sejarah untuk melakukan penelitian sejarah ilmiah terhadap
wilayah-wilayah dan kurun waktu tertentu, yang belum jelas jejak
sejarah dan hasil-hasil kesejarahannya, dengan membiayai segala kebutuhan
penelitian sejarah yang dilakukan. Hingga terbentuk sejarah local yang
objektif.
Tujuan Pengajaran sejarah lokal
Pengajaran sejarah local dalam konteks
keindonesiaan , dapat memberi sumbangan kepeserta didik dalam bentuk
memperkenalkan : struktur ekonomi, struktur social, struktur politik,
struktur falsafah pemikiran dengan system nilai dan norma , ideology serta
kompetensi masa lalu dari masyarakat daerahnya, serta sumbangannya
kedalam sejarah nasional masyarakat Indonesia .
Pengajaran sejarah local , dalam konteks ini,
memperkenalkan kedirian para pelajar dan keIndonesia anya .
Para siswa di beri pemahaman terhadap sejarah yang terjadi di daerah
tersebut tetapi juga dikenalkan dengan hasil –hasil kecerdasan dan
kearifan local yang diproduksi para leluhur atas upaya pemecahan masalah
kemasyarakatan di daerah mereka, sehingga terbangun pemahaman dan kebanggaan
dirinya terhadap sejarah leluhur dan budaya masyarakatnya .
Disisi lain, generasi muda dapat belajar
dari kekurangan dan kelebihan generasi leluhurnya yang telah membentuk
sejarah masyarakatnya , untuk diperbaiki dan disempurnakan oleh generasi
mereka di masa mereka memiliki peranan penting dalam kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa.
Para siswa juga diperkenalkan
dengan berbagai bentuk rangkaian mozaik peristiwa –
peristiwa local , yang terbentuk karena konflik local maupun
konflik dipusat yang terbawa ke daerah, sehingga, mereka
memiliki pemahaman yang lebih jelas tentang bentuk
warna warni jalinan peristiwa dalam tiap kurun waktu yang
berbeda, saling terhubung, dan akhirnya membangun struktur sejarah
nasional.
Pengajaran sejarah local tidak ditujukan untuk
membentuk nasionalisme local sempit yang melahirkan gerakan
separatis, etnosentrisme dan pemikiran primordial yang akhirnya membentuk
tindakan ekstrim dan menciptakan konflik horizontal serta vertical di
masyarakat. Tetapi untuk memperlihatkan kecerdasan local dan kearifan
local, yang akhirnya dengan perpaduan kecerdasan dan kearifan local dari
berbagai daerah membentuk kecerdasan dan kearifan nasional, sehingga terbangun
pemahaman sejarah yang lebih utuh dan lengkap dan menghubungkan
generasi masa kini dengan generasi masa lalu, sambil mematangkan
kecerdasan dan kearifan generasi mendatang .
Sayuti, A Suminto, Dr. H. Prof,
Menuju situasi sadar budaya. Semi Palar : Oktober, 2006
Iswara, M.Q,H.Ir. Nasionalisme dalam
ancaman. Dunia Essai. Pikiran rakyat Online.
Manfaat penelitian sejarah. Perpustakaan –
online. Blogspot. Com
Jumhari. Refleksi Historis, jati
diri dan identitas budaya orang Pasemah. http:///www.bpsnt-padang.info/index.php?option=com-com-conyent&task
Najamudin, lukman et al. Pembelajaran
sejarah local dan pendidikan multicultural.Radar Sukteng.
http:/www.radarsulteng.com/berita/index.asp?Berita=Opini&id=39248
Susanto Zuhdi. Metode Baru Pembelajaran
sejarah. http:/www.kompas.com/komas-cetak/0708/28/humaniora/3794955.htm.
Zulfikar Fu’ad. Menulis Biografi.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2008
Umar, A .Muin,Drs. H. Historiografi Islam.
Jakarta : Rajawali, 1988
Tidak ada komentar:
Posting Komentar