Selasa, 20 Januari 2015

HISTORIOGRAFI dan PENGAJARAN SEJARAH LOKAL

Manusia memiliki kecenderungan untuk lebih tertarik pada berbagai hal yang berkait , dekat atau pernah menjadi bagian dari latar belakang, identitas, ketertarikan dan tujuan hidupnya.  Kecenderungan alami ini termasuk juga dalam konteks pengajaran sejarah.  Seorang individu akan lebih tertarik pada sejarah dirinya, sejarah keluarga besarnya, sejarah masyarakatnya, sejarah nenekmoyangnya, atau sejarah organisasinya, bahkan sejarah bangsa dan negaranya.

Kesadaran terhadap sejarah yang terkait dirinya memberi  nuansa kejiwaan tentang ada dirinya dalam realitas social historis masyarakatnya.  Ada nuansa romantic klasik yang memberi  kepuasaan batin, memicu dan membangkitkan lahirnya  peran historis dirinya  dalam alam pikiran dan batinnya, yang memberi pencerahan dan perspektif pemikiran kemasa kini dan mendatang.  Memberi bekal baru untuk menghadapi realitas kekinian sosial historisnya  yang berpadu dengan realitas masyarakat bangsa dan negaranya.

Sejarah local dapat mengungkap berbagai kecerdasan local dari suatu masyarakat sesuai tantangan zamannya.  Yang bila ditulis tuntas, ia mendeskripsikankecerdasan dan  keluasan wawasan dalam membangun nilai- norma,struktur – struktur social, pranata- pranatanya ,  peralatan dan karya seni yang cerdas dari suatu masyarakat local dalam beradapatasi dengan berbagai tantangan hidup yang berkembang dalam masyarakat dan lingkungannya.

Dalam konteks sejarah nasional Indonesia modern, berdirinya NKRI tak lepas dari kontribusi daerah-daerah dalam membentuk kekayaan intelektual dan cultural  dan pengalaman berfikir tokoh-tokoh daerah, yang kemudian dikemas para tokoh daerah tersebut kedalam kemasan nasionlisme Indonesia dalam bingkai NKRI untuk kemudian disumbangkan kedalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bahkan kedalam masyarakat  global.

Apalagi sejarah nasional bersifat elastic, bisa bicara tentang suatu desa, kecamatan, kabupaten, tempat tinggal, suatu daerah atau suatu suku bangsa. Namun, dengan  terbentuknya sejarah local diberbagai daerah akan menciptakan mozaik warna warni sejarah nasional  .

Karena itu,  riset sejarah local diperlukan untuk mengungkap mozaik sejarah yang belum terbentuk diberbagai daerah  dan dapat memberi sumbangan terhadap pembangunan sejarah nasional yang lebih lengkap, yang selama ini masih- samar.  Hadirnya sejarah local  disetiap daerah akan membentuk benang merah antara sejarah daerah dengan sejarah nasional .
  
Dalam konteks diatas,  sejarah nasional merupakan kerucut puncak dari sejarah local.  Hal ini didasarkan, para elit Indonesia banyak berlatar belakang putra daerah dan mereka memahami khazanah pemikiran dan kultur daerah, dimana pemahamannya terhadap cultur, struktur, ideology dan kompetensi local membentuk kekayaan alam pikiran dirinya, dan dirinya menjadi cermin  kekayaan  sejarah daerah untuk memberi fondasi pada bangun sejarah nasional.

Pada bagian lain, penulisan sejarah lokal,  menjadi wadah penting untuk inventarisasi  berbagai kekayaan intelektual nenek moyang , sebagai  asset strategis yang bisa dijadikan rujukan dalam mengambil  keputusan- keputusan bermasyarakat yang kini terus berubah ,  apalagi bila  dikaitkan  dengan kebutuhan akan norma dan nilai- nilai serta standar system hidup dimasa mendatang,

Hasil penulisan sejarah local yang telah teruji secara ilmiah ini yang harus diajarkan diberbagai lembaga pendidikan, sehingga, para putra daerah lebih mengenal sejarah daerahnya, ;lebih mengenal identitas masa lalu masyarakatnya


Pengajaran sejarah local diperlukan untuk memperkenalkan  berbagai peristiwa sejarah dimasa lalu yang terjadi disuatu daerah. Karena berbagai peristiwa yang terjadi disuatu daerah mencerminkan alam berfikir para pelaku sejarah.  Para pelaku sejarah berfikir dengan membawa falsafah hidup , nilai dan norma , adat istiadat, etika serta kecerdasan individualnya maupun kecerdasan kolektif masyarakatnya. 

Pengajaran sejarah local memperkenalkan peserta didik pada realitas masa lalu geografis, demografis, tatanan ekonomi, social,  politik, memperkenalkan dirinya pada system nilai dan norma kearifan- kearifan local, teknologi, seni , kompetensi social dan mekanik , tradisi-tradisi, symbol-simbol, struktur politik, elit politik, ideology dan strategi politik, yang terbentuk dalam masyarakatnya dalam kurun waktu sejarahnya yang panjang.

Disisi lain, pembiayaan untuk pengadaan sumber  sumber belajar  sejarah  local , pelatihan- pelatihan penulisan sejarah local,  dan penyusunan silabus  hingga ke bahan ajar sejarah local,kerap tidak teranggarkan, bahkan tidak terpikirkan baik oleh lembaga sekolah maupun lembaga- lembaga terkait.

Peran sekolah dalam mengungkap dan mengembangkan penulisan sejarah dan pengajaran sejarah local sangat penting dan strategis.  Guru sejarah  figure yang telah mendapatkan  teknik pengajaran dan  teknik penelitian sejarah. Namun, bila lama tidak digunakan kedalam kegiatan rutin, maka, akan terjadi verbalisme saja.  Karena itu, pelatihan historiografi sejarah local sangat diperlukan untuk meningkatkan skill  riset-riset ilmiah sejarah local , bahkan hingga kepenyusunan bahan ajar sejarah local.

Penguasaan teknik penelitian sejarah local, dan risetnya yang kemudian hasil penelitian sejarah lokalnya di konversi kedalam penyusunan sejarah local.  Sehigga para guru sejarah dapat berperan dalam mengungkap berbagai peristiwa sejarah didaerah mereka dan menuliskan secara Ilmiah serta menyebarkannya kepada para siswa maupun dikomunikasikan keberbagai pihak.

Dalam konteks  diatas, Pemerinrtah daerah , melalui dinas pendidikan dan kebudayaan dapat berkerjasama dengan para guru sejarah untuk  melakukan penelitian sejarah ilmiah terhadap  wilayah-wilayah dan kurun waktu tertentu,  yang belum jelas jejak sejarah dan hasil-hasil kesejarahannya, dengan membiayai segala kebutuhan penelitian sejarah yang dilakukan.  Hingga terbentuk sejarah local yang objektif.

Tujuan Pengajaran sejarah lokal
Pengajaran sejarah local dalam konteks keindonesiaan , dapat memberi sumbangan kepeserta didik dalam bentuk memperkenalkan : struktur ekonomi, struktur social, struktur politik,  struktur falsafah pemikiran dengan system nilai dan norma , ideology serta kompetensi  masa lalu dari masyarakat daerahnya,  serta sumbangannya kedalam  sejarah nasional masyarakat Indonesia .

Pengajaran sejarah local , dalam konteks ini, memperkenalkan kedirian para pelajar  dan keIndonesia anya .   Para siswa di beri  pemahaman terhadap sejarah yang terjadi di daerah tersebut  tetapi  juga dikenalkan dengan hasil –hasil kecerdasan dan kearifan local yang diproduksi para leluhur atas upaya pemecahan masalah  kemasyarakatan di daerah mereka, sehingga terbangun pemahaman dan kebanggaan dirinya  terhadap sejarah leluhur  dan budaya masyarakatnya .

Disisi lain,  generasi muda dapat belajar dari kekurangan dan kelebihan generasi leluhurnya yang telah  membentuk sejarah masyarakatnya ,  untuk diperbaiki dan disempurnakan oleh generasi mereka di masa  mereka memiliki peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.

Para siswa  juga diperkenalkan  dengan  berbagai bentuk rangkaian  mozaik  peristiwa – peristiwa  local , yang terbentuk  karena konflik local maupun konflik dipusat yang terbawa ke daerah,  sehingga,  mereka memiliki  pemahaman yang  lebih  jelas  tentang bentuk warna warni  jalinan  peristiwa dalam tiap kurun waktu  yang berbeda, saling terhubung,  dan akhirnya membangun  struktur sejarah nasional.

Pengajaran sejarah local tidak ditujukan untuk membentuk  nasionalisme  local sempit yang melahirkan gerakan separatis, etnosentrisme  dan pemikiran primordial yang akhirnya membentuk tindakan ekstrim dan menciptakan konflik horizontal serta vertical  di masyarakat.  Tetapi untuk  memperlihatkan kecerdasan local dan kearifan local, yang akhirnya dengan perpaduan kecerdasan dan kearifan local dari berbagai daerah membentuk kecerdasan dan kearifan nasional, sehingga terbangun pemahaman sejarah yang lebih utuh dan lengkap  dan menghubungkan generasi  masa kini dengan generasi masa lalu, sambil mematangkan  kecerdasan  dan kearifan generasi  mendatang .


 DAFTAR PUSTAKA
Sayuti, A Suminto, Dr.  H. Prof,  Menuju situasi sadar budaya. Semi Palar : Oktober, 2006
Iswara, M.Q,H.Ir.  Nasionalisme dalam ancaman.  Dunia Essai. Pikiran rakyat Online.
Manfaat penelitian sejarah.  Perpustakaan – online. Blogspot. Com
Jumhari.  Refleksi  Historis, jati diri dan identitas budaya orang Pasemah.  http:///www.bpsnt-padang.info/index.php?option=com-com-conyent&task
Najamudin, lukman et al.  Pembelajaran sejarah local dan pendidikan multicultural.Radar Sukteng. http:/www.radarsulteng.com/berita/index.asp?Berita=Opini&id=39248
Susanto Zuhdi.  Metode Baru Pembelajaran sejarah. http:/www.kompas.com/komas-cetak/0708/28/humaniora/3794955.htm.
Zulfikar Fu’ad.  Menulis Biografi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2008
Umar, A .Muin,Drs. H. Historiografi Islam. Jakarta : Rajawali, 1988

Tidak ada komentar:

Leadership impian

 Siapakan yang pantas menjadi leader impian ? bagaimana standar menjadi leader impian ? Apakah anda bisa menjadi leader impian ?