Global leadership : teori
kepemimpinan Ki Hajar Dewantoro
Suwardi
Suryaningrat atau sering disebut Ki Hajar Dewantoro merupakan tokoh pendidikan Indonesia sejak
masa kolonial Belanda. Ia mendirikan lembaga pendidikan Taman siswa
yang memadukan pendidikan barat dengan pendidikan tradisional seperti pesantren
atau dikenal boarding schools, dan menanamkan nilai-nilai budaya adiluhung Jawa
kedalam anak didiknya.
Dalam
teori kepemimpinan , yang diterapkannya kedalam lembaga pendidikan Taman Siswa,
ia mencetuskan teori yang disebut dengan :
1.
Ing ngarsa sungtulada , yang artinya pemimpin harus pandai memberi suri tauladan kepada orang
yang dipimpinnya. Teori ini mengharuskan
pemimpin yang tidak hanya pandai membangun visi, misi dan strategi serta konsep managerial yang diinginkannya,
tetapi, orang yang pandai memberi contoh kepada anak buahnya atau orang-orang
yang dipimpinnya, seperti seorang pemimpin perusahaan yang ingin karyawannya
tidak merokok, maka ia pun memberi contoh tidak merokok dan menghentikan
kebiasaan merokoknya, atau seorang pemimpin yang meminta orang-orang yang
dipimpinnya menjaga kebersihan ditempat
kerjanya, maka ialah orang pertama yang harus mencari sampah,
mengambilnya dan membuangnya ketempat sampah.
Bukan seorang pemimpin yang hanya memerintah terus-terusan dan bersih
serta tidak pernah mengambil sampah, walau ada didepannya dan akan dilewatinya.
2.
Ing madya mengunkarsa. Teori ini menekankan seorang
pemimpin yang pandai memposisikan diri berada ditengah-tengah orang yang
dipimpinnya. Seorang pemimpin yang tidak
mengambil jarak dengan orang-orang yang dipimpinnya. Ditengah - tengah orang
yang dipimpinnya, ia tidak hanya berbicara dengan terbuka, ia berbicara untuk
mengetahui lebih dekat apa yang dirasakan, apa yang dipikirkan, apa yang
diinginkan, ia ingin tahu lebih dalam kehidupan orang-orang yang dipimpinnya,
termasuk keluarganya, sambil membangun simpati dan empati serta motivasi
untuk orang-orang berjuang selama ini
dengannya. Ia membangun spirit , sense
of belonging, dan loyality tanpa disadari oleh orang-orang yang
dipimpinnya. Ia merasakan apa yang
dirasakan oleh orang-orang yang dipimpinnya.
3.
Tutwurihandayani. Teori ini menempatkan seorang pemimpin sebagai seorang
motivator hebat bagi orang-orang yang dipimpinnya. Ia memposisikan diri
dibelakang orang yang dipimpinnya. Ia
mendorong mereka untuk mengambil inisiatif, untuk berani maju kedepan mengambil
peran , keberanian dan kreativitas yang lebih kepada orang yang dipimpinnya. Ia berani dan memberi kepercayaan kepada
orang-orang yang dipimpinnya. Baginya,
keberhasilan orang yang didorongnya adalah keberhasilan dirinya. Ia tak merasa dilangkahi. Baginya justru sebuah kebanggaan, sebuah
sukses bila ada orang yang dipimpinnya maju dan sukses.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar