Teori
Bisnis mengharuskan setiap pebisnis
meraih keuntungan, bukan kerugian.
Untung rugi menjadi parameter bisnis berhasil atau gagal yang dijalankan
seseorang atau sebuah perusahaan. Lebih
baik untung dari pada rugi. Boleh rugi
dulu asal kemudian untung. Tetapi rugi terus jelas terlarang dan bermasalah.
Untuk
bisa untung terus , jelas butuh banyak hal.
Dari visi yang jelas, konsep manajemen yang jelas, strategi manajemen
yang jelas, SDM berkualitas, ketepatan dan kecanggihan teknologi yang
digunakan, tingkat penghasilan yang jelas hingga budaya kerja yang jelas, dan
masih banyak lagi.
Sebuah
perusahaan jelas harus berubah, harus terus bertransformasi menyesuaikan diri
dengan standar kualitas dan kuantitas
zamannya. Dan inti dari perubahan
yang terus menerus menuju puncak kejayaan adalah inovasi tiada henti.
Inovasi
harus menjadi budaya sebuah perusahaan atau lembaga yang ingin maju dan
sukses. Inovasi harus menjadi dasar
berfikir orang-orang yang ada didalamnya, terutama mereka yang menduduki
jabatan-jabatan strategis, bahkan hingga ke level yang terendah. Karena inovasi yang sukses mencakup semua
unsur dan semua lini yang ada di perusahaan dan lembaga tersebut.
Semua
lini organisasi termasuk semua sumber daya manusia disemua level, bahkan
teknologi disemua lini juga harus melakukan inovasi untuk membuat efektivitas
dan efisiensi tertinggi hingga profit yang di hasilkan mencapai tingkat
tertinggi prosentasenya.
Visi,
,misi, strategi manajemen harus ditinjau ulang, disesuaikan dengan
perubahan-perubahan masyarakat, negara, dan tren global. Format-format kerja
disesuaikan dengan perubahan sasaran demi efektivitas dan efisiensi dan profit
yang ingin dikejar.
Teknologi
harus disesuaikan dengan teknologi terkini, apalagi bila teknologi lama yang
selama ini digunakan menjadi sumber inefisiensi. Kualitas produk juga harus menjadi dasar
perlunya inovasi teknologi. Bila produk
yang dihasilkan kalah kualitas oleh kompetitor yang menggunakan teknologi terkini, berarti teknologi yang
digunakan harus sudah ditinggalkan atau lakukan inovasi pada teknologi yang
selama ini digunakan.
Banyak perusahaan mengejar
profit tinggi dan puas dengan teknologi yang digunakan. Ketika zaman tidak berubah, kondisi ini bisa
dipertahankan, tetapi era globalisasi mengharuskan semua perusahaan atau
lembaga melakukan evaluasi ulang terhadap banyak hal, modal, sdm, termasuk
teknologi yang digunakan. Apakah masih
bisa dipertahankan, perlu di upgrade, atau diganti dengan teknologi terkini.
Banyak perusahaan malas
melakukan inovasi, baik karena alasan puas dengan kondisi yang ada, ragu dengan
kualitas sumber daya manusianya atau teknologi yang diinginkan belum
terjangkau.
Banyak perusahaan yang
meragukan kualitas para pegawainya melakukan inovasi dan banyak pegawai malas
melakukan inovasi. Perusahaan beralasan sdmnya rendah,
sebaliknya para pegawai malas karena imbalannya apa untuk mereka. Buat apa melakukan inovasi kalau yang untung
pemilik perusahaan sementara di gaji dengan standar umr. Buat apa pegawai
memeras otaknya menemukan inovasi ditempat kerjanya kalau yang punya nama dan
gaji tambah besar bukan dirinya, tetapi para pimpinan perusahaannya. Dalam
konteks demikian inovasi akan mandeg.
Inovasi harus dilakukan untuk
menguntungkan para pelakunya baik jangka pendek, menengah maupun untuk jangka
panjang. Menguntungkan dalam pengertian
ada peningkatan wawasan dan kemampuan teknis pada Sumber daya manusianya;
menguntungkan karena memiliki kultur dan semangat baru, juga menguntungkan
secara finansial . Menguntungkan karena memberi manfaat pada banyak orang.
Sumber : Majalah Swa edisi 06. April 2015.
Hasan Al Banna