Pengembangan SDM
Pesatnya
perubahan global telah menimbulkan gelombang perubahan yang tiada henti dan
menimbulkan disintegrasi, ketidakselarasan, ketidakserasian diberbagai bidang
yang bila tak diantisipasi berakibat kepada kerugian yang akhirnya
membangkrutkan suatu perusahaan.
Pesatnya
perubahan global tak lepas dari upaya-upaya dari berbagai perusahaan dan negara
melakukan riset-riset produk untuk membuat mereka menjadi trendsetter sekaligus memimpin pasar global.
Strategi
demikian umumnya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar . Hal ini didukung oleh sumberdaya manusia
dilembaga mereka yang berkualitas, sekaligus dana yang melimpah pula. Sebaliknya, bagi perusahaan – perusahaan
kecil, jarang dilakukan, disamping sumberdaya manusia yang kurang, dana juga kurang,
serba takut rugi bila gagal, dan faktor-faktor lainnya, karena itu cenderung
bertahan dan berusaha membesarkan diri dengan cara paling aman.
Perusahaan-perusahaan kecil sebenarnya dapat menjadi trendsetter
dan market leader bila berani melakukan inovasi, berani kreatif, berani
melakukan perubahan dan berani menyisihkan keuntungan untuk riset inovasi dan
kreativitas.
Untuk
cerdas melakukan inovasi dan kreativitas dalam rangka melakukan lompatan besar,
sebuah perusahaan wajib melakukan pengembangan sumber daya manusia yang ada.
Hal ini tak lepas dari pandangan bahwa karyawan adalah asset. Karyawan
adalah asset yang luar biasa bagi perusahaan.
Masalahnya
adalah ketidakmampuan para pimpinan perusahaan
dalam merekrut dan mengenali potensi karyawan.
Salah memilih telah membuat karyawan yang diambil memiliki kemampuan
biasa saja. Padahal bila jeli mereka bisa mendapatkan karyawan dengan kualitas
tinggi.
Namun,
karyawan yang dianggap biasapun
dapat dibentuk menjadi karyawan dengan inovasi dan kreativitas tinggi bila
diberi pendidikan dan pelatihan yang sistematik oleh pihak yang
profesional. Tentu saja, jaminan kerja,
bonus tinggi, jenjang karir yang jelas, adil, transfaran serta gaji tinggi akan
membuat mereka bergairah untuk kreatif dan inovatif.
Dilapangan,
banyak perusahaan salah kelola
terhadap sumber daya manusianya. Banyak manajemen yang hanya memandang karyawan
tak lebih dari robot yang bergaji UMR
bahkan pas dibawah UMR. Karyawan tak
ubahnya budak, yang harus nurut disuruh kerja apapun dan digaji berapapun. Yang
penting perusahaan bisa beroperasi, omset meningkat, profit meningkat, para
manager bergaji besar, pemilik perusahaan bertambah kaya raya.
Tata kelola perusahaan dan karyawan yang demikian, telah mematikan mental
kreatif, inovatif dan profesional karyawan atau tenaga sumber daya manusia yang
ada. Para karyawan akhirnya berfikir,
buat apa kerja mati- matian, buat apa berfikir kreatif dan inovatif, bila tak
dihargai, bila tak diberi bonus, gaji tinggi dan karir yang jelas. Mereka berfikir, mereka kreatif dan inovatif,
yang punya nama bukan dia tapi si managernya.
Buat apa kreatif inovatif dan profesional bila yang kaya pemilik
perusahaan. Sementara dia sendiri
kesejahteraannya tak berubah.
Karena
itu, bila perlakuan buruk terus terjadi, umumnya si karyawan hanya akan mencari
pengalaman dan berusaha mengumpulkan modal untuk pindah keperusahaan lain yang
memberi gaji dan bonus tinggi atau jabatan lebih tinggi atau keluar dan
mendirikan perusahaan sendiri. Mereka menolak filosofi uang, kekayaan dan
popularitas untuk bos dan investor, sementara pekerjaan, kelelahan dan
kemiskinan untuk mereka.
Sebaliknya,
perusahan yang tata kelola dan penghargaannya tinggi terhadap semua sumber daya
manusia yang ada didalamnya, apalagi secara periodik karyawan dilatih, dididik,
di refresh, bonus tidak pelit, insentif tambahan jelas, karir meningkat, maka
loyalitas mereka sangat tinggi dan mereka akan berusaha menunjukkan
kelebihannya, kreativitas dan daya inovatifnya, yang akan membuat perusahaan
menjadi lebih efisien, lebih berkualitas, lebih lincah dan lebih berkembang
cepat. Mottonya, Mundur dan maju
bersama, susah senang bersama, Kaya dan
sejahtera bersama – sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar