Jumat, 26 Juni 2015

Global leadership: Pengembangan SDM

Pengembangan SDM

Pesatnya perubahan global telah menimbulkan gelombang perubahan yang tiada henti dan menimbulkan disintegrasi, ketidakselarasan, ketidakserasian diberbagai bidang yang bila tak diantisipasi berakibat kepada kerugian yang akhirnya membangkrutkan suatu perusahaan.

Pesatnya perubahan global tak lepas dari upaya-upaya dari berbagai perusahaan dan negara melakukan riset-riset produk untuk membuat mereka menjadi  trendsetter sekaligus memimpin pasar global.

Strategi demikian umumnya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar .  Hal ini didukung oleh sumberdaya manusia dilembaga mereka yang berkualitas, sekaligus dana yang melimpah pula.  Sebaliknya, bagi perusahaan – perusahaan kecil, jarang dilakukan, disamping sumberdaya manusia yang kurang, dana juga kurang, serba takut rugi bila gagal, dan faktor-faktor lainnya, karena itu cenderung bertahan dan berusaha membesarkan diri dengan cara paling aman.

Perusahaan-perusahaan kecil sebenarnya dapat menjadi trendsetter dan market leader bila berani melakukan inovasi, berani kreatif, berani melakukan perubahan dan berani menyisihkan keuntungan untuk riset inovasi dan kreativitas.

Untuk cerdas melakukan inovasi dan kreativitas dalam rangka melakukan lompatan besar, sebuah perusahaan wajib melakukan pengembangan sumber daya manusia yang ada. Hal ini tak lepas dari pandangan bahwa karyawan adalah asset.  Karyawan adalah asset yang luar biasa bagi perusahaan. 

Masalahnya adalah ketidakmampuan para pimpinan perusahaan dalam merekrut dan mengenali potensi karyawan.  Salah memilih telah membuat karyawan yang diambil memiliki kemampuan biasa saja.  Padahal bila jeli mereka  bisa mendapatkan karyawan dengan kualitas tinggi.

Namun, karyawan yang dianggap biasapun dapat dibentuk menjadi karyawan dengan inovasi dan kreativitas tinggi bila diberi pendidikan dan pelatihan yang sistematik oleh pihak yang profesional.  Tentu saja, jaminan kerja, bonus tinggi, jenjang karir yang jelas, adil, transfaran serta gaji tinggi akan membuat mereka bergairah untuk kreatif dan inovatif.

Dilapangan, banyak perusahaan salah kelola terhadap sumber daya manusianya. Banyak manajemen yang hanya memandang karyawan tak lebih dari robot yang bergaji  UMR bahkan pas dibawah UMR.  Karyawan tak ubahnya budak, yang harus nurut disuruh kerja apapun dan digaji berapapun. Yang penting perusahaan bisa beroperasi, omset meningkat, profit meningkat, para manager bergaji besar, pemilik perusahaan bertambah kaya raya.

Tata kelola perusahaan dan karyawan yang demikian, telah mematikan mental kreatif, inovatif dan profesional karyawan atau tenaga sumber daya manusia yang ada.  Para karyawan akhirnya berfikir, buat apa kerja mati- matian, buat apa berfikir kreatif dan inovatif, bila tak dihargai, bila tak diberi bonus, gaji tinggi dan karir yang jelas.  Mereka berfikir, mereka kreatif dan inovatif, yang punya nama bukan dia tapi si managernya.  Buat apa kreatif inovatif dan profesional bila yang kaya pemilik perusahaan.  Sementara dia sendiri kesejahteraannya tak berubah.
Karena itu, bila perlakuan buruk terus terjadi, umumnya si karyawan hanya akan mencari pengalaman dan berusaha mengumpulkan modal untuk pindah keperusahaan lain yang memberi gaji dan bonus tinggi atau jabatan lebih tinggi atau keluar dan mendirikan perusahaan sendiri. Mereka menolak filosofi uang, kekayaan dan popularitas untuk bos dan investor, sementara pekerjaan, kelelahan dan kemiskinan untuk mereka.


Sebaliknya, perusahan yang tata kelola dan penghargaannya tinggi terhadap semua sumber daya manusia yang ada didalamnya, apalagi secara periodik karyawan dilatih, dididik, di refresh, bonus tidak pelit, insentif tambahan jelas, karir meningkat, maka loyalitas mereka sangat tinggi dan mereka akan berusaha menunjukkan kelebihannya, kreativitas dan daya inovatifnya, yang akan membuat perusahaan menjadi lebih efisien, lebih berkualitas, lebih lincah dan lebih berkembang cepat. Mottonya,  Mundur dan maju bersama, susah senang bersama,  Kaya dan sejahtera bersama – sama.

Tidak ada komentar:

Leadership impian

 Siapakan yang pantas menjadi leader impian ? bagaimana standar menjadi leader impian ? Apakah anda bisa menjadi leader impian ?