Spiritualitas
atau semangat keagamaan, yaitu semangat hidup dalam bekerja, bermasyarakat,
bernegara yang didasari kualitas keimanan, kualitas kejiwaan, kualitas
kecerdasan yang didasari nilai-nilai yang bersumber dari wahyu Allah swt.
Sebuah kualitas batin manusia yang taqwa kepada Sang Maha Pencipta yang
berproyeksi kedalam berbagai langkah dalam kehidupannya. Sebuah sikap yang menjauhkan dirinya dari
berbagai bentuk ketidakwajaran berfikir, bersikap dan berbuat didalam
masyarakat, didalam berbangsa, didalam bernegara, yang dampaknya desktruktif
bagi manusia dan alam semesta.
Perubahan-perubahan
sejarah yang dipicu kemampuan berfikir manusia sebagai reaksinya terhadap hukum
sosial dan hukum alam sehingga terjadi
perubahan-perubahan sosial, perubahan-perubahan struktur sosial serta
teknologi yang menciptakan siklus perubahan sejarah yang maha besar terhadap
peradaban manusia. Berbagai perubahan
tersebut menuntut setiap individu untuk punya kualitas tidak saja emosional dan
intelektual tetapi juga kualitas spiritual .
Differensiasi
kualitas diantara ummat manusia, tidak saja menunjukkan variasi atau keragaman kehidupan tetapi juga
menimbulkan beragam ribuan konflik yang
tak hanya dibutuhkan kemampuan bernegosiasi politik dan sosial tetapi juga
dibutuhkan standar kualitas spiritual tertentu.
Dalam konteks demikian, seorang pemimpin harus hadir dengan kualitas spiritual tertinggi untuk hadir digaris belakang sebagai pendorong kemajuan manusia-manusia yang dipimpinnya agar mereka mencapai standar kualitas yang dibutuhkan untuk peran ideal dirinya didalam lingkungan ia berada; Seorang pemimpin harus berada ditengah-tengah untuk membangun kekuatan individual dan kolektif manusia sekitarnya mencapai standar kualitas tidak saja emosional, intelektual serta teknik tetapi juga mencapai standar spiritual tertinggi yang membuatnya menjadi seorang rahmatan lil alamin bagi lingkungannya; seorang pemimpin juga harus hadir digaris terdepan dari massa rakyatnya, ia harus menjadi seorang penyebar cahaya Illahi yang memancarkan cahaya Illahi dan menunjukkan jalan dan tujuan ideal hidup yang diridhoi oleh Allah swt.
Dalam konteks kepemimpinan, ia bukan seorang leader, bukan seorang manager, bukan seorang CEO, tetapi ia memerankan semua, termasuk menjadi seorang prophet sekaligus juga martir syuhada bagi ummatnya,
Ia harus berstandar negarawan sejati, pengusaha sukses sejati tetapi juga mendekati standar seorang Nabi. Ia seorang rahmatan lil alamin sekaligus juga seorang al insan al kamil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar