Sabtu, 14 Maret 2015

Biografi Jendral Soedirman

Entri

Panglima Besar Jendral Soedirman adalah sosok militer paling dikagumi dalam sejarah militer Indonesia. Tidak saja insting miuliternya yang kuat, tetapi, strategi perangnya jitu dan dialah arsitek perang gabungan yang melibatkan semua unsure pasukan Indonesia didalam perang merebut ibukota Yogyakarta dan dalam ambarawa, menghadapi pasukan Inggris yang sangat kuat. Lahir 24 Januari 1916 di Purbalingga, Jawa tengah dari ibu bernama Siyem dan ayah Karsid Kartowirodji seorang pekerja pabrik gula. Ia anak angkat asisten wedana Rembang, Raden Tjokrosoenaryo, yang juga saudara dari ibunya. Pendidikannya diawali di Sekolah Taman siswa, dilanjutkan ke sekolah guru ( HIK ) Muhammadiyah dan selama di sekolah ia aktif sebagai Pramuka. Ketika Jepang masuk dan membuka peluang pemuda Indonesia menjadi Pasukan Pembela Tanah Air, Soedirman muda ikut mendaftarkan diri menjadi anggota Peta.


 Kecerdasannya membuat ia dengan mudah menyerapkan ilmu perang dan strategi perang , dan teknis pertempuran yang diajarkan tentara Jepang serta adaptasinya sesuai kondisi alam Indonesia.

Kepribadian yang baik, disiplin militer yang kuat dan kecerdasan dalam ilmu kemiliteran membuatnya diberi Jabatan komandan Batalyon di Kroya, Jawa Tengah dan akhirnya menjadi Panglima Divisi V/ Banyumas. Karirnya melesat dengan menjadi Panglima Besar TKR, pada tanggal 12 Nopember 1945. Ketika menjadi panglima besar TKR, dan pada tanggal 18 desember 1945, ia diangkat Jendral Besar . Jendral Soedirman, pada masa inilah ia memperlihatkan kecakapan ilmu dan manajemen perang modern. Ia mampu mengorganisir banyak kesatuan tentara dan lascar dengan senjata rampasan dari pasukan Jepang untuk berperang melawan pasukan Inggris bersenjata lengkap dan dilengkapi dengan senjata berat dan modern. Tetapi, pasukan gabungannya memaksa pasukan Inggris kembali ke Surabaya dengan mengorbankan banyak pasukan tewas. ( Biografi : Jendral Soedirman ) Ia juga merancang perang gerilya dalam menghadapi serangan dan agressi militer Belanda yang telah merebut wilayah Indonesia pasca perjanjian Renville, termasuk merebut dan menduduki ibukota Republik Indonesia, Yogyakarta, serta menangkap Presiden, Wakil Presiden, para Mentri Negara Republik Indonesia . Dalam upaya merebut Ibukota Yogyakarta, Jendral Soedirman merangcang perang gerilya, perang jangka panjang, yang pelan –pelan melemahkan kekuatan militer dan pemerintah Belanda. Dan walau 6 jam, pasukannya yang dipimpin Letkol Soeharto berhasil merebut ibukota Yogyakarta. Dalam era perang gerilya ini, Jendral Soedirman bukan saja berperang melawan pasukan Belanda, tetapi, ia yang masuk keluar kampong, turun naik gunung, melawan sakit TBCnya yang terus menggerogoti tubuhnya. Dan ketika perang usai karena adanya perjanjian Konferensi Meja Bundar, pengabdiannya kepada Negara Republik yang diperjuangkannyapun usai, Jendral Soedirman wafat tanggal 29 januari 1950.

Tidak ada komentar:

Leadership impian

 Siapakan yang pantas menjadi leader impian ? bagaimana standar menjadi leader impian ? Apakah anda bisa menjadi leader impian ?