Selasa, 03 Maret 2015

Sifat –sifat para pemimpin gagal


Sifat –sifat para pemimpin gagal Banyak orang berhasrat menjadi pemimpin. Berbagai cara dilakukan untuk menjadi seorang pemimpin. Dari yang melakukan tes dengan jujur hingga yang curang. Dari dengan kerja keras secara professional hingga selalu menjilat keatasan. Ukuran siapa para pemimpin yang sukses dan siapa pemimpin yang gagal, tidak saja terlihat dari jejak hasil kerjanya, tetapi juga dapat terlihat dari sifat-sifat pribadinya sehari-hari. Para bawahan dari sang pemimpin dapat dengan jelas memberikan penilaian objektif seperti apa kualitas pemimpin yang ada di lembaga atau perusahaanya. Ada banyak sifat yang mencerminkan pemimpin gagal : 1. Sombong, sifat ini sangat tidak disukai oleh para bawahan. Para bawahan umumnya malas untuk mendukung pemimpin yang sombong. Mereka bekerja setengah hati dan tidak akan mau berkorban untuk pemimpin yang sombong. Mereka takut, hasil kerja kerasnya diklaim sebagai sukses pemimpin sombong, dan disisi lain sang pemimpin sombong tak menghargai kerjakerasnya selama ini. 2. Keras kepala, ada kalanya sifat keras kepala dibutuhkan, tetapi, kalau keras kepala selamanya dan tak mau menerima masukan dari bawahan, maka para bawahannya akan mundur pelan-pelan, bukan saja merasa tak dihargai tetapi juga ingin menguji apakah pemimpinnya yang keras kepala itu berhasil tanpa dukungan orang-orang dibawahnya. 3. Picik, sikap picik mencerminkan sikap egois dan cermin orang kurang wawasan. Para bawahan akan kesulitan untuk berkomunikasi dengan sang pemimpin picik, khawatir segala ide baiknya dan konsep berfikir yang sudah matang ditanggapi dengan sikap dan cara berfikir picik oleh atasannya. 4. Emosional, sikap mudah marah memberi jarak dalam berkomunikasi dengan atasan. Para bawahan selalu dihantui rasa takut dimarahi oleh atasannya, apalagi ketika mereka melakukan kesalahan. Para bawahan ingin solusi atas masalah yang dihadapi dilapangan. Karena, situasi dilapangan yang membuat stress dan membuatnya tak mampu berfikir jernis, karena itu ketika menghadap atasan ditanggapi dengan sikap emosional , bukan solusi atas masalah yang dihadapinya, para bawahan akan merasa seperti tidak memiliki pemimpin. Mereka seperti ditinggalkan dalam kubangan masalah. Menghadap pemimpin yang emosional membuat mereka tidak memiliki sumber kekuatan suri tauladan, meraka menjadi bertambah stressnya, stress karena masalah pekerjaan, stress karena sikap emosional sanga pemimpin. 5. Tidak bertanggung jawab. Para bawahan lebih ngeri lagi memiliki pemimpin yang tidak bertanggungjawab. Seharusnya pemimpinlah yang terdapan dalam menanggung beban tanggungjawab terbesar, bukan bawahan. Tetapi bila atasan atau pemimpinnya tak bertanggungjawab, para bawahan akan merasa dibebani tanggungjawab diluar batas kewenangannya. Bila ada masalah pemimpin akan lari dari masalah, bawahan akan menjadi pemadam kebakaran, bahkan menjadi terdakwa. 6. Malas, sikap malas ada pada siapapun. Tetapi kalau malas setiap hari sulit difahami dan ditoleransi. Pemimpin malas akan pandai mendelegasikan pekerjaan kepada bawahannya. Bawahannya akan babak belur mengerjakan semua pekerjaan dari bos malasnya. Lebih mengerikan lagi bagi bawahan bila sang pemimpin malas meberi bonus atau malas mempromosikan karirnya. Pemimpin malas akan membuat gerak perusahaan atau lembaga yang dipimpinnya akan bergerak tertatih-tatih menuju kemunduran untuk akhirnya hilang ditinggalkan bawahannya.

Tidak ada komentar:

Leadership impian

 Siapakan yang pantas menjadi leader impian ? bagaimana standar menjadi leader impian ? Apakah anda bisa menjadi leader impian ?